IAINUonline – Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban diyakini bisa berkembang menjadi perguruan tinggi yang besar. Itu bisa terjadi jika IAINU bisa meloncat lebih tinggi. Berani keluar terus mengembangkan diri, banyak menggandeng pihak untuk bekerjasama dan terus membangun kekuatannya sendiri.
‘’Saya yakin IAINU Tuban bisa besar, maka kembangkan diri sebaik mungkin. Punya dosen-dosen sendiri yang berkualitas, punya fasilitas sendiri, karyawan sendiri, dan mampu bekerjasama dengan pihak lain. Harus bisa melakukam lompatan yang tinggi,’’ pesan Prof. Dr. Maskuri Bakri, M.Si.
Pesan yang disampaikan mantan Rektor Universitas Islam Malang (Unisma) tersebut disampaikan saat mengiri orasi ilmiah dalam Yudisium V di IAINU Tuban, dengan tema : ‘Mewujudkan Sarjana yang Kompeten dan Moderat dalam Kehidupan Masyarakat Majemuk’ yang digelar di aula KH.Hasyim Asy’ari IAINU Tuban Selasa (10/9/2024).
Ada 207 mahasiswa berbagai jurusan dan fakultas yang diyudisum. Menurut Prof Maskuri, tugas untuk meningkatkan jumlah mahasiswa, sehingga jumlah peserta yudisium banyak adalah tugas bersama civotas akademika dan seluruh keluarga besar IAINU Tuban. Namun, pria asal Desa Klotok, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur itu mengingatkan bahwa jangan hanya melihat jumlah tapi perhatikan juga kualitasnya.
‘’Maka dilihat dulu peningkatan dari sisi mana jika ada, karena hidup adalah prestasi, kemajuan dan progresifitas. Orang yang maju adalah yang progresif, dimulai dari imajinasi. Namun imajinasi tidak muncul begitu saja, namun bisa ditunjang dengan membaca dan menimba pengalaman yang banyak dari luar,’’ tambahnya.
Prof Maskuri juga meminta agar terus melakukan riset, lakukan kajian-kajian strategis. Karena menurut dia, orang yang hebat adalah orang punya obsesi besar untuk mengembangkan diri dengan potensi dan kekuatannya sendiri.
‘’IAINU harus bangkit, jangan hanya melihat perguruan tinggi yang ada di Tuban saja. Lihat juga pergutuan tinggi lain yang besar-besar itu, Unisma misalnya. Maka IAINU harus meloncat, civitas akademikanya meloncat, mahasiswanya meloncat untuk meraih yang lebih tinggi,’’ tuturnya.
Meski IAINU Tuban adalah perguruan tinggi di bawah naungan NU, Prof Maskuri meminta warga NU jangan hanya berharap beasiswa jika mau menitipkan anaknya di IAINU Tuban. Bahkan menurut dia, warga NU mestinya malu jika menyekolahnya anaknya di pergtuuan tinggi NU tapi minta gratisan, mintya beasiswa tanpa ada prestasinya.
‘’Bagaimana lembaga pendidikan mau maju kalau ditopang dengan dana yang pas-pasan. Memberikan beasiswa bisa dilakukan jika mahasiswanya berprestasi,’’ katanya.
Karena itu, IAINU diminta harus berani keluar untuk mengembangkan diri, kerjasama dan banyak melihat dunia luar untuk membangun imajinasi, bahwa di luar sana masih banyak orang-orang hebat.
‘’Banyak lembaga saya bangun di Unisma dengan inspirasi yangg didapat dari luar negeri setelah datang dan melihat di sana. Maka uang yang kita keluarkan itu tidak sebanding dengan ilmu dan pengalaman yang didapat,’’ ungkapnya.
Dalam aswaja dia menyebut ada beberapa karakter yang bisa dipakai. Seperti karakter alhikmah atau arif bijaksana. Dalam menyelesaikan masalah dilakukan dengan hikmah dan tabayyun. Harus mau melihat kanan dan kiri, bagaimana kondisi di sekitarnya. Ada juga karakter mandiri, bahwa untuk mengembangkan sebuah lembaga atau diri pribadi harus punua sikap mandiri.
‘’Karena ciri orang yangg kuat itu adalah yang punya kopetensi, profesional dan punya karakter,’’ tandasnya.
Yudisium periode genap tahun 2024 IAINU Tuban ini dipimpin Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Jamal Ghofir, MA yang dihadiri para Warek, Dekan, Kaprodi, Kepala Lembaga dan undangan lainnya.
Sebanyak 207 peserta peserta yudisiun itu berasal dari Fakultas Tarbiyang yang terdiri Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI): 96 orang, Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) 48 orang dan Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) 23 orang. Dekan Fakultas Tarbiyah M.Mundzir MA membacakan langsung SK dari fakultas yang dia pegang. Para mahasiswa itu dinyatakan lulus sarjana strata satu (S1) dan berhak menyandang gelar sebagai Sarjana Pendidikan (SPd).
Mahasiswa dari Prodi Perbankan Syariah SK Yudisiumnya dibacakan Dian Rustya M.Pd Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI). Sebanyak 25 mahasiswa dinyatakan lulus S1 dan berhak menyandang gelar Sarjana Ekonomi (SE).
Kemudian Yudi Ariyanto, M.Hi Dekan Fakultas Syariah membacakan SK untuk Prodi Hukum Keluarga Islam (HKI). Sebanyak 7 orang dinyatakan lulus S1 dan berhak menyandang gelar Sarjana Hukum (SH). Lalu Emi Fahrudi MM Dekan Fakultas Dakwah membacakan SK untuk Prodi Manajemen Dakwah. Sebanyak 9 orang dinyatakan lulus S1 dan berhak menyandang gelar Sarjana Sosial (S.Sos).
IAINU Tuban saat ini terdiri dari empat fakultas dengan tujuh program studi. Yakni Fakultas Tarbiyah dengan tiga program studi; Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD).
Ada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) dengan program studinya Perbankan Syariah. Kemudian Fakultas Syariah dengan program studi Hukum Keluarga Islam (HKI) dan Fakultas Dakwah dengan program studi Manajemen Dakwah serta Psikologi Islam.(*)