IAINUonline – Bagi mahasiswa yang sedang sampai pada semester akhir dan sedang mulai mengerjakan tugas akhir skripsi tak jarang mengalami stres, perasaan tertekan atau bahkan didera ketakutan yang luar biasa.
Karena itu, mahasiswa yang sedang menjalani tugas akhir perlu diberi pencerahan dan motivasi agar tidak punya ketakutan berlebihan menghadapi tugas menulis skripsi. Karena itulah, IAINU Tuban menggelar seminar, Sabtu (2/12/2023).
Acara yang digelar di auditorium KH. Hasyim Asy’ari IAINU Tuban itu mengambil tema ‘Enjoy Menikmati Tugas Akhir Mahasiswa dan Tantangan Pendidikan Islam dalam Menghadapi Era Globalisasi Perspektif Aswana An-Nahdliyah’. Dua pemateri dihadirkankan, yakni Umar Abdul Hasib, S.Th.I, M.Pd dan Siti Nurjanah, M.Pd.I Ketua LPM IAINU Tuban.
‘’Banyak kasus yang seperti ini, bahkan ada yang sampai bunuh diri segala. Jangan takut, karena skripsi sebenarnya tak semenakutkan itu. Bahkan bisa dikerjakan dan dijalani dengan enjoy,’’ ujar Ketua Lembaga Penjamin Mutu (LPM) Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban Siti Nurjanah M.Pd.I saat menyampaikan materi pertama dalam seminar tersebut.
Menurut Jejen, sapaan akrab Siti Nurjanah, saat ini mahasiswa IAINU Tuban yang sedang tugas akhir sedang galau. Misalnya mau menentukan apa judul skripsi. Padahal tidak harus demikian.
‘’Skripsi adalah lompatan terakhir sebelum meraih gelar sarajana. Sebelum itu, pasti banyak kerikil-kerikil yang menghalangi. Karena kegiatan mahasiswa bukan hanya kuliah tok,’’ jelasnya.
Ini yang harus disadari. Mahasiswa bukan hanya kuliah, sehingga persoalan yang dihadapi melulu tugas kulias. Karena di luar kampus atau selain kuliah pasti ada kegiatan lain. Sehingga persoalan lain juga akan muncul. Ditambah dengan tugas skripsi beban persoalan semakin bertambah.
Karena itu, persoalan-persoalan tersebut harus dilalui. Kerikil-kerikil harus dilewati dan ditinggalkan. Di dalam pikiran harus ditanamkan keyakinan bahwa kondisi seperti itu bakal berlalu. ‘’Jangan menjadikan skripsi sebagai momok, atau mengkambing hitamkan skripsi. Karena ada akumulasi masalah-masalah yang sebelumnya sudah ada,’’ urainya.
Karena menulis skrispsi sebenarnya bisa dibuat enjoy dan santuy. Di dalam pikiran harus ditanamkan itu. Karena selama kuliah sudah sering membuat tugas kuliah, makalah atau karya tulis lain.
‘’Jadi mindsetnya harus dibuat santai. Skripsi itu apa sih, ah ringan. Bukankah saya sudah biasa bikin makalah, tugas kuliah dan sebagainya. Harus begitu,’’ katanya.
Skripsi seolah-olah horor karena adanya pola pikir yang berlebihan. Ada ketakutan. Karena itu itu maindset harus dibuka, kenapa takut?.
Merasa takut mengerjakan skripsi menurut Jejen karena kurang literasi, bertanya pada orang yang salah, kurang siap dan overthinking atau berfikir yang berlebihan. Menulis skripsi adalah untuk mengembangkan ilmu secara praktis, ilmu yang diterima bisa diaplikasikam di lapangan, melatih analisis serta membangun relasi dan lainnya.
‘’Jadi jangan takut, enjoy saja dan santuy karena tak semenakutkan itu. Bisa yuk bisa..!’ tandas Jejen.
Sementara, pemateri kedua Umar Abdul Hasib banyak menjelaskan dari sisi keislaman. Misalnya bahwa muslim diharapkan menjadi kaum-kaum terpelajar. Sebab, wahyu pertama adalah perintah untuk membaca. Dalam ayat pertama pada wahyu yang diturunkan ada dua kata yang kunci yakni iqro (membaca) dan alqolam atau pena.
‘’Padahal, Kanjeng Nabi adalah orang yang tidak bisa membaca dan menulis. Ini mengisyaratkan bahwa muslim itu harus terpelajar, selain membaca juga menulis. Jadi, nyambung dengan tugas sebagai mahasiswa untuk menulis skripsi,’’ paparnya.
Rr. Kusuma Dwi Nur M., M.Pd.I. dosen pembimbing akademik (DPA) yang hadir dalam seminar itu berharap bahwa kegiatan yang diikuti sebagian besar oleh mahasiswa prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) tersebut membawa manfaat. Setidaknya mahasiswa yang segera menjalankan tugas akhir itu bisa memetik ilmu dan pengalaman untuk menyiapkan diri menulis skripsi.(*)