IAINUonline – Mahasiswa sebagai kaum intelektual, dan sebagai agen perubahan, harus kritis. Terus membuka cakrawala pikir dan menyerap berbagai informasi dan perkembangan yang ada. Namun, mahasiswa juga harus tetap menjaga etika dalam kehidupan sehari-hari.

Begitulah yang ditekankan pada para mahasiswa baru Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama IAINU) Tuban yang sedang menjalani pengenalan budaya akademik dan kampus (PBAK). Selama dua hari ini, para mahasiswa baru ini digembleng untuk menjadi mahasiswa yang tangguh, mengenal dengan betul budaya akademik dan lingkungan kampusnya.

‘’Karena ada perbedaan ketika mereka dulu di sekolah atau madrasah. Sekarang mereka masuk dunia kampus, sehingga harus menyesuaikan,’’ ujar Kumaidi, M.Pd, Koordinator PBAK.

Dia menyebut, di kampus, mahasiswa bebas  berekspresi, bereksperimen, berkegiatan, diskusi dan hal-hal positif lainnya. Kegiatan lebih bebas dibanding saat masih di sekolah atau madrasah. Namun, kata dia, tetap ada rambu-rambu atau batasan yang harus dihormati.

‘’Itulah salah satu pentingnya materi etika mahasiswa diberikan,’’ tambahnya.

Materi etika mahasiswa diberikan Supriyanto, M.Pd, yang di antaranya menyebutkan bahwa ada etika yang harus selalu dijaga dan dijalankan mahasiswa. Baik di lingkungan kampus, maupun di tengah masyarakat. Karena ada status mahasiswa sebagai kaum terpelajar yang selalu di sandang.

Di lingkungan kampus, etika tersebut di antaranya cara berkomunikasi. Bagaimana etika berkomunikasi dengan sesama mahasiswa, komunikasi dengan para dosen, para pimpinan kampus seperti rektor, wakil rektor dan lainnya.

Termasuk komunikasi dengan warga di lingkungan kampus seperti karyawan kampus atau pihak-pihak lain ada di lingkungan kampus. Begitu saat di tengah masyarakat, ada hal-hal yang harus selalu dijaga.

‘’Intinya, mahasiswa harus tetap kritis, namun tidak meninggalkan etika,’’ kata Supriyanto.(*)

 

Penulis/Editor : Sri Wiyono

Bagikan Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *