IAINUonline – Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban memperkuat jaringan internal NU. Kali ini, IAINU Tuban melakukan silaturahmi dan kerjasama (MoU) dengan Pengurus Cabang (PC) Muslimat NU, PC Fatayat dan PC IPPNU. Badan otonom NU ini diminta untuk mendukung dan bersama-sama membesarkan IAINU Tuban yang merupakan perguruan tinggi milik NU.
Acara ini dihadiri Ketua PC Muslimat NU Tuban Syarofah, Ketua PC Fatayat Sri Wahyuni dan Wakil dari Ketua PC IPPNU Tuban Anisatul Jinan. Para banom ini juga menghadirkan pengurus dari masin-masing pengurus anak cabang (PAC) nya.
Rektor IAINU Tuban Prof. Syamsul Huda M.Fil.I mengaku senang dan bangga bisa bertemu dengan ibu-ibu dan emak-emak hebat yang akan mengantarkan putra- putrinya menjadi generasi yang hebat juga. Sedang Fatayat dan IPPNU yang akan meneruskan para muassis dan para kiai untuk bagaimana berkhitmad pada NU.
‘’Terutama bagaimana membangun NKRI tetap pada konsep manhaj alhussunna wal jamaah annahdliyah, sehingga mewujudkan islam rahmatan lil’alamin,’’ ujarnya.
Rektor mengaku sengaja mengundang para banom NU itu tersebut agar ikut tanggungjawab pada perkembangan IAINU Tuban. Bukan hanya pada lembaga pendidikan saja, tapi lebih pada generasi penerus. Sebab, perkembangan jaman saat ini bagaimana harus menjaga generasi.
‘’Harus ada niat dan usaha yang sungguh-sunguh, karena kita sedang menjalani masa yang tidak pernah kita bayangkan, dunia sedang kondisi distruction yang serius,’’ tambahnya.
Pada kesempatan itu, Prof Syamsul juga memutar potongan sebuah film yang bercerita tentang kehidupan masyarakat di dunia di era saat ini.
‘’Saya sengaja untuk menghadirkan emosi dan imajinasi ibu, karena ini yang terjadi di dunia saat ini, termasuk di Tuban. Jadi ada kemampuan-kemampuan harus kita siapkan, untuk menghadapi perkembangan dunia,’’ ucapnya.
Rektor menyebut, Ia diberikan mandat oleh PBNU untuk mengembangkan IAINU Tuban. Saat ini PBNU serius dengan 2 programnya yakni pendidikan dan keluarga maslahat. Mandat itu di antaranya untuk mengelola lembaga dengan profesional.
Bersama civitas akademika sedang menyusun langkah-langkah, salah satunya dengan memantaskan diri sebagai perguruan tinggi, bukan perguruan tinggi rasa sekolah. Karena budaya perguruan tinggi beda dengan sekolah. Mulai pengajaran, penelitian dan sebagainya.
‘’Kalau perguruan tinggi negeri rektornya tidur 60 persen tetap jalan, karena dana dari pemerintah, kalau swasta rektornya tidur ya akan tidur beneran,’’ ungkapnya.
Karena itu, pihaknya mengajak semua hadir punya kesanggupan untuk peduli pendidikan. Sebab, tidak akan meyakinkan orang lain dulu, jika belum bisa meyakinkan keluarga sendiri.
‘’Maka saya ketuk pada ibu-ibu sekalian, mati atau hidupnya perguruan tinggi ini salah satu ada peran ibu-ibu sekalian,’’ katanya.
Sebab, perguruan tinggi NU tidak sama dengan perguruan tinggi lain yang bicara persoalan bisnis. Bahkan, perguruan tinggi negeri sebutnya, sudah separo swasta, karena ujung-ujungnya bagaimana perguruan tinggi itu diminta untuk menjadi mesin untuk mendapatkan duit sebanyak-banyaknya. Untuk mendapat dana yang besar salah satunya dengan banyak mahasiswa, sehingga sudah masuk ke sekola-sekolah.
‘’Lalu IAINU kebagian apa kalau seperti itu. Perguruan tinggi NU tidak hanya urusan kapital, tapi ada mandat sosial. Ini perguruan tinggi milik jam’iyah, maka sasarannya juga jam’iyah,’’ ulasnya.
Mandat selanjutnya adalah mendidik mahasiswa bukan hanya pinter secara intelektual dan emosional tapi juga secara spiritual khusus tetap menjaga manhaj ahlusunah waljamah di tengah ideologi yang sangat luar biasa di negeri ini.
‘’Sudah masuk ke pedesaan kafir mengkafirkan, ini yang paling bener dan lain sebagainya. Itukan akan menghilangkan nilai-nilai NU yang sangat dekat dengan budaya yang dianut masyarakat. Tahlilan ilang, istighosah, ziarah kubur ilang, akan habis nilai kesosialian kita,’’ urainya.
Dalam dunia pendidikan, menurutnya ada 3 hal yang digambar-gemborkan. Yakni IQ (intelligence quotient) bahwa harus pinter, pinter sains dan sejenisnya. Padahal hasil penelitian terakhir, yang terbaru, anak pinter tok ketika di masyarakat keberhasilnya hanya 30 persen kalau mengandalkan IQ. Karena orang yang IQnya tingi kecenderungannya tidak mau bekerjasama.
‘’Itu bukan tipikal NU, karena di NU kalau punya gawe semua terlibat, 70 persen orang-orang sukses saat ini tidak sepenuhnya mengandalkan IQ,’’ bebernya.
Selanjutnya adalah Emotional Quotient Intelligence (EQ) bagaimana bisa memahami perbedaan, menahan dan mendengarkan. Lalu Spiritual Quotient Intelligence (SQ) keagamaan.
Untuk mencapai perkembangan itu, IAINU Tuban punya strategi yang akan dilakukan. Salah satunya perubaan dilakukan, saat ini ada international office, semua akan dilakukan secara digital serta pemanfaatn teknologi lainnya. Kalau tidak mengikuti akan ditinggal.
‘’Dosen jaga tidak hanya mengajar, tapi melakukan riset, yakni riset pengembangan masyarakat. Ini dekat dengan NU, isa riset tentang ekonomi, pengembangan sosial, pendidikan dan lainnya. Nanti muslimat bisa menjadi mitra kami. Doakan karena mandat NU kita jadi universitas, syaratnya harus punya 5 lektor kepala dan 2 profesor, kita akan berusaha,’’ tegasnya.
Kemudian ada akselerasi yang akan dilakukan dengan 5 go, yakni go inovation, go communication, go community, go digital dan go to global community. Sehingga akan banyak langsung turun ke masyarakat, tidak hanya di kelas saja. Risetnya dosen juga di masyarakat yang hasilnya bisa jadi buku yang dibedah di mana-mana.
Juga social employment, artinya kampus tidak beoleh egois, karena itu risetnya di masyarakat, maka dampaknya juga harus ke masyarakat. Misalnya membuat aplikasi absen jamaah pengajian, laporan keuangan dan sebaginya.
‘’Bumi Manuggal ini kan kompleks pendidikan, mulai dasar sampai perguruan tinggi ada di sini, nanti kita integrasikan,’’ ujarnya.
Juga mencetak entrepreneur, tidak hanya mengandalkan jadi PNS, bahkan perusahaan-perusahaan juga banyak merumahkan karyawannya. Pemerintah saat ini juga mengencangkan ikat pinggangnya. Masuknya teknologi mengantikan pekerja, banyak toko-toko tutup karena banyak yang belanja online.
‘’Bagaimana kita mendidik anak-anak untuk punya jiwa bisnis, sehingga bisa mengelola aset-aset. Meski orangnya tidur tapi asetnya yang bekerja,’’ bebernya.
Sementara perwakilan dari IPPNU yang membacakan sambutan Ketua IPPNU Anisatul Jinan mengatakan semoga kerjasama yang dilakukan ini dapat mempererat silaturahmi antara lembaga kampus dengan muslimat dan lembaga-lembaga NU ini.
‘’Semoga bisa membawa manfaat, terutama bidang pendidkan, penelitian dan pengabdian masyarakat, NU juga punya lembaga-lembaga tersebut sangat cocok untuk sinergi,’’ katanya.
Hal yang sama disampaikan Ketua PC Fatayat Sri Wahyuni. Dia mengatakan Fatayat punya 30 KB binaan yang tersebr di kecamatan-kecanmatan, juga 427 ranting dan anak ranting se Tuban, punya majlis taklim di 20 PAC.
‘’Jadi Pak Rektor jangan khawatir, kami Fatayat NU siap membersamai Pak Rektor demi kemajuan IAINU Tuban. Bersama segenap pengurus sampai ranting
siap mendukung, penyebutan IAINU memang agak susah, pasnya itu universitas, semoga segera terwujud,’’ harpnya.
Karena itu, Sri Wahyuni, meminta PAC-PAC untuk mempunyai tanggungjawab bersama untuk mengembangkan IAINU, bukan hanya civitas akademikanya saja. ‘’Ini tanggungjawab kita sebagai kader NU, anaknya tidak usah disekolahkan jauh-jauh keluar kota, di sini juga siap mendidik. Tentunya menjadi harapan kita bahwa kerjasama ini membawa manfaat bagi IAINU juga bagi Fatayat,’’ tambahnya.
Sementara Ketua PC Muslimat Hj.Syarofah menyatakan seluruh PAC hadir, ini membuktikan dukungan Muslimat untuk IAINU.
‘’ Kami merasa tersanjung diajak kerjasama dengan IAINU. Selama ini muslimat kalau ada event hanya sebagai udangan atau apa gitu, kerjsama ini sangat baik dan sangat perlu. Muslimat punya anak, punya cucu, kerjasama ini menjadi awal yang baik demi kemajuan IAINU. Kalau besar dan megah kita juga ikut bangga, ‘’ ucapnya.
Karena itu, dia mengajak seluruh anggota muslimat, dan warga NU umumnya harus membantu ikut membesarkan dan merasa memiliki IAINU.
‘’Kalau kuliah anak cucunya tak usah jauh-jauh. Niatnya menghidupkan-hidupkan NU, semoga barokah dan ilmunya manfaat dunia akhirat,’’ tandasnya.(*)