IAINUonline – Rombongan mahasiswa kelas Pendidikan Agama Islam (PAI) 7A Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban mengunjungi Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Klenteng Kwan Sing Bio.

Kunjungan ke satu-satunya klenteng bersimbol  kepiting ini untuk memenuhi tugas ujian akhir semester (UAS) di mata kuliah Pendidikan Islam Multikultural dan Riset Studi Islam. Kegiatan dimulai pukul 09.00 dengan titik kumpul Kampus IAINU Tuban, tetapi mahasiswa yang arah rumahnya dari barat langsung menuju lokasi.

Di klenteng, para mahasiswa melihat berbagai bangunan yang terdapat di dalam klenteng. Lalu dijelaskan sejarahnya dengan dipandu oleh Liana, dan didampingi oleh satpam Dicky Yuda.

Klenteng Kwan Sing Bio adalah tempat ibadah yang menghormati Dewa Kwan Kong letaknya di Tuban, Jawa Timur, tepatnya di Jalan Martadinata No. 1, Kelurahan Karangsari. Klenteng ini merupakan klenteng terbesar di Asia Tenggara yang dibangun pada tahun 1773. Klenteng ini berbeda dengan klenteng lainnya, karena klenteng Kwan Sing Bio merupakan satu-satunya klenteng yang menghadap ke laut.

Klenteng terbagi menjadi tiga ruangan di bangunan utamanya. Ruang pertama, di bagian depan, digunakan sebagai tempat membakar hio. Ruang kedua, berada di bagian tengah, kerap digunakan sebagai tempat sembahyang dan tempat meletakkan buah-buah persembahan. Ruang ketiga, berada di bagian belakang merupakan tempat arca atau patung Dewa Kwan Kong setinggi 30 meter dan arca lainnya yang dikeramatkan.

Berjalan ke halaman belakang area klenteng, pengunjung juga dapat menemukan bangunan megah layaknya istana yang biasa disebut asrama yang dilengkapi dengan gerbang, kolam, jembatan kelok sembilan, gazebo, dan lain-lain.

Sebagai destinasi religi dan wisata, Klenteng Kwan Sing Bio menyatukan berbagai elemen keindahan arsitektur, makna keagamaan, dan keanekaragaman budaya. Dengan keberagaman agama dan budaya sebagai inti, klenteng ini menjadi salah satu simbol keanekaragaman budaya di Indonesia.

Seperti halnya dalam agama Islam yang memiliki kepercayaan. Di dalam klenteng juga terdapat kepercayaan dan beberapa larangan.

“Ada beberapa kepercayaan di sini, di antaranya kalau masuk melalui patung mulut naga dan keluar melalui patung pantat harimau menjadikan kesuksesan. Kalau untuk larangan ya umumnya saja seperti di tempat-tempat lain yakni menjaga perkataan, perbuatan, dan menjaga kebersihan di area klenteng” ujar Liana pemandu di Klenteng tersebut.

Harmoni dan toleransi di tengah masyarakat yang beragam, menjadikan Klenteng Kwan Sing Bio sebagai salah satu destinasi wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi.(*)

 

Penulis : Alfia Rahma N.K. (Mahasiswa IAINU kelas PAI 7A)

Bagikan Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *