IAINUonline – Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban Sefty Hasan Khusaini usai mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Nasional (Diklatpimnas) yang digelar di Jakarta elama 4 hari mulai 22 Oktoer 2024.

Kegiatan ini diikuti oleh 90 Ketua BEM /Dema dari berbagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) dari seluruh Indonesia. Acara ini bertujuan untuk membentuk generasi muda yang berintegritas, berwawasan kebangsaan, serta memiliki kemampuan kepemimpinan yang tangguh.

Dalam pembukaan diklat, Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan mampu menyiapkan calon-calon pemimpin bangsa yang siap menghadapi tantangan global.

“Kita ingin menciptakan pemimpin masa depan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan mampu menginspirasi perubahan,” ujarnya.

Diklatpimnas kali ini mengusung tema “Kepemimpinan Nasional dalam Menyongsong era Indonesia Emas 2045”. Para peserta mendapat kesempatan untuk mengikuti berbagai sesi pelatihan, mulai dari leadership training, manajemen konflik, pengambilan keputusan strategis, hingga pengembangan soft skills seperti komunikasi efektif dan teamwork.

Selain itu, para pemateri yang dihadirkan adalah tokoh-tokoh nasional, akademisi, serta praktisi kepemimpinan yang berpengalaman di bidangnya.

“Kita berharap program ini bisa menghasilkan generasi pemimpin yang tidak hanya mampu memimpin di level kampus, tetapi juga memiliki kapasitas untuk berkontribusi di kancah nasional bahkan internasional,” kata Dr. Hamdi.

Selaras dengan Prof. Zainul Hamdi, Nur Shoib Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan juga menjelaskan bahwa perlu untuk memetakan orientasi dan masa depan para aktivis mahasiswa setelah di organisasi DEMA/BEM.

“Sebagai aktivis DEMA/BEM, kita tidak selamanya akan mengandalkan organisasi ini. Kalian perlu memikirkan apa yang akan dilakukan setelah ini. Biasanya, selesai mahasiswa ya kita mau apa? Jadi politisi? daftar antriannya masih panjang. Pengusaha? modal kita terbatas. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain selain melanjutkan studi S2 untuk meningkatkan kapasitas diri kita sebagai aktivis,’’ ucapnya.

Melanjutkan hal tersebut, Shoib menyampaikan bahwa hari ini peluang beasiswa sangat banyak. Para aktivis harus ambil peluang ini.

Pada akhir kegiatan, peserta diberi tantangan untuk menyusun program kerja kepemimpinan yang relevan dengan kondisi kampus masing-masing. Hasil dari tantangan ini akan dipresentasikan di hadapan ORMAWA di kampus masing-masing, dan beberapa program terbaik akan diberikan pendampingan untuk diimplementasikan di kampus asal peserta. Diklatpimnas diharapkan menjadi agenda tahunan yang terus ditingkatkan kualitasnya. Dengan selesainya diklatpimnas tahun ini, para peserta kembali ke kampus mereka masing-masing, membawa semangat baru dan tekad untuk menjadi agen perubahan yang membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.(*)

Bagikan Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *