IAINUonline – Darmaun adalah seorang pembudidaya jamur tiram di Desa Tlogowaru Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban yang tergolong suksesn. Kesuksesannya itu diraih berkat keteguhan luar biasa dalam menjalankan bisnis tersebut. Meskipun jatuh bangun sudah di lalui namun dia terus bertahan. Sehingga, usaha yang dijalankan sejak tahun 2011 hingga saat ini yang perkembangannya semakin pesat.
Ia sempat menceritakan bagaimana asar mula bisnis tersebut berjalan. Dia pertama kali memiliki inovasi menjalankan bisnis budidaya jamur karena permintaan pasar yang tinggi membuatnya mengajukan proposal ke PT. United Tractors Semen Gresik (UTSG) dan pada saat itu dibantu dalam permodalan awal sekitar Rp10 juta.
Ia juga mengatakan, dalam pembibitan jamur miliknya kisaran 1.500 hingga 2.000 bibit, yang setiap harinya bisa menghasilkan 15 sampai 20 kilogram lebih. Namun, saat musim kemarau seperti sekarang, ia mengaku menurun hingga 50 persen. Sebab, kemarau yang berkepanjangan.
“Musim kemarau seperti saat ini hanya bisa panen 7 hingga 10 kilogram, karena jamur itu cocoknya suhu dingin dan butuh cuaca lembab,” ujar Darmaun.
Mengenai harga, ia juga menjelaskan bahwa menjual jamur tiram miliknya Rp 20 ribu per kilogram, sedangkan kalau dibeli tengkulak Rp 18 ribu per kilogram. Tapi, karena musim kemarau hasil panennya berkurang, ia menaikkan harganya antara Rp 1.000 sampai Rp 2.000 per kilogramnya. Dengan omzet bersih Rp15 sampai Rp20 juta.
Sedangkan untuk pemasarannya sendiri, Darmaun mengaku sudah memiliki pasar tetap. Yaitu masuk ke salah satu pabrik lokal Tuban yang tiap 3 hari sekali mengirim ke sana dan banyak pembeli yang datang langsung ke rumah.
Jamur yang mereka produksi tidak hanya di jual biasa tapi juga dibuat inovasi produk lain termasuk produksi camilan. Di antaranya, kerupuk, keripik, nuget, abon, bakso, sate dan stik dari jamur yang biasa disetor ke toko-toko.
Sekarang bapak darmaun mempunyai kurang lebih 7 karyawan dan tepatnya hari ini juga bapak darmaun berencana meluaskan lahan untuk budidaya jamur tersebut.
Darmaun juga menjelaskan mengenai bahan yang dibuat dalam budidaya jamur yaitu dari serbuk kayu, bekatul, tepung biji-bijian, kapur, dan air. Kemudian langkah selanjutnya dikompos selama sehari lalu di-packing dalam baglog.
Berkat kesuksesannya dia sering diundang keluar daerah untuk memberikan materi mengenai kesuksesannya dalam budidaya jamur tiram.
“Sering diundang ke Gresik, Lamongan dan beberapa daerah lain untuk memberikan materi mengenai budidaya jamur,” katanya.(*)
Penulis: Fenti Yuliatin (KKNT 2024 K.14)