LPM Makhibrah menggelar rutinan di area parkir IAINU Tuban. Rutinan LPM Makhibrah yang dilaksanakan pada Ahad, 7 Maret 2021 menghadirkan Dhahrul Mustaqim—yang merupakan tokoh LPM Tuban dan juga alumni LPM Makhibrah. Kegiatan yang dihadiri pembina, pengurus, dan anggota itu, membedah sejarah LPM yang ada di naungan kampus milik NU tersebut.
Pemimpin Umum LPM Makhibrah, Nunuk Rahmawati, dalam sambutan pembukaannya mengatakan, bahwa rutinan ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara rutin setiap Ahad sore. Menurut mahasiswa Prodi PAI itu, kegaiatan ini dimaksudkan untuk memberi bekal kepada anggota UKM LPM dalam kegiatan berliterasi.
Terkait dengan hadirnya tokoh LPM dalam kegiatan Rutinan kali ini, aktivis mahasiswa asal Kecamatan Palang itu, menyampaikan harapan agar anggota LPM Makhibrah yang baru bergabung memahami sejarah perjalanan panjang dan kiprah LPM, baik di lingkungan kampus maupun antarkampus.
Di akhir sambutannya, Rahma—panggilan akrab ketua LPM Makhibrah itu, meminta kepada semua pengurus dan anggotanya untuk senantiasa membangun kerja sama dalam upaya meningkatkan peran dari LPM Makhibrah.
Sementara itu, pembina LPM, M. Zaqin, menyampaikan harapannya agar kepengurusan LPM yang ada sekarang senantiasa membangun komunikasi dengan para alumni.
“Dengan terbangunnya komunikasi tersebut diharapkan ada masukan-masukan dan saran yang dapat dijadikan acuan dalam menjalankan roda organisasi.” Ungkapnya.
Selain itu, Pak Zaqin, sapaan akrab dosen yang suka berpenampilan plontos itu, agar pengurus LPM tidak hanya menggantungkan anggaran dari kampus dalam membiayai kegiatan-kegiatannya, tapi juga bisa menjalin kerja sama dengan pihak lain yang sifatnya tidak mengikat.
Di akhir pengarahannya, pak Zaqin mengajak kepada seluruh anggota LPM untuk serius dan bersungguh-sungguh dalam berorganisasi yang pada gilirannya nanti bisa dijadikan bekal dalam pengabdinnya di masyarakat.
Peserta Rutinan yang digelar dengan lesehan itu tampak sangat antusias dalam mengikuti paparan sejarah LPM Makhibrah yang diuraikan Dhahrul. Dalam paparannya Dhahrul mengatakan, bahwa LPM Makhibrah dalam perjalanannya mulai tahun 2009 terjadi pasang surut dan penuh dinamika. Bahkan, menurut Dahrul, pernah ada periode kepengurusan yang tidak mempunyai SK dari pimpinan perguruan tinggi. “Masa kepengurusan LPM antara tahun 2009-2012 itu belum mendapat SK dari ketua STITMA saat itu”. Katanya dengan gaya santai.
Dhahrul juga menayampaikan secara urut orang-orang yang pernah menjadi pimpinan LPM di kampus yang pernah mempunyai branding ‘kampus religi tempat solusi’ ini. Diawali masa kepemimpinan Isnun pada tahun 2009-2010. Dilanjut periode kedua, tahun 2010-2012 LPM digawangi oleh Ahmad Afandi. “Pada periode inilah LPM ini berjalan tanpa legalitas dari pimpinan kampus.” Tandasnya.
Menurut catatan Dhahrul Mustakim, mantan aktivis mahasiswa asal kecamatan Palang ini, baru mulai periode 2012-2013 inilah LPM ini memiliki legalitas yang ditandai dengan diterbitkannya SK Kepengurusan dari pimpinan perguruan tinggi.
“Pada periode itu LPM diketuai oleh Ahmad Syarifudin.” Jelasnya. Secara berturut-turut Dhahrul menguraikan pimpinan LPM Makbibrah. Dimulai dari Isnun, Ahmad Afandi, Ahmad Syarifudin, Sugianto, Habib Musthofa, Moh. Nawawi, Intan Nur Abidah, Dhahrul Mustaqim, dan Eva Tri Kumalasari.
Di akhir paparannya, Dhahrul menaruh harapan besar kepada pengurus LPM Makhibrah saat ini. “Saya banyak berharap agar LPM masa kepengurusan yang sekarang ini bisa menjalankan fungsi dari organisasi LPM dan mampu berjalan sesuai dengan kurikulum yang berlaku bagi UKM LPM.” Ungkapnya. Lebih lanjut, pria yang menyukai kajian bahasa Jawa Kuna ini, menaruh harapan agar LPM mampu mewujudkan minimal menerbitkan dua buku dalam satu tahun kepengurusannya. “Selain buku, saya juga berharap agar bisa menerbitkan buletin dan majalah meski sederhana.” Imbuhnya.
Reporter: UKM LPM
Editor : M. Zaqin