Oleh : Muslimin
Teori Perubahan pada dasarnya adalah deskripsi dan ilustrasi komprehensif tentang bagaimana dan mengapa perubahan yang diinginkan dan diharapkan terjadi dalam konteks tertentu.
Teori ini difokuskan secara khusus pada pemetaan atau “pengisian” apa yang telah digambarkan sebagai “bagian tengah yang hilang” antara apa yang dilakukan oleh suatu program atau inisiatif perubahan (kegiatan atau intervensinya), dan bagaimana hal tersebut mengarah pada tercapainya tujuan yang diinginkan.
Teori ini melakukannya dengan terlebih dahulu mengidentifikasi tujuan jangka panjang yang diinginkan dan kemudian bekerja mundur dari tujuan tersebut untuk mengidentifikasi semua kondisi yang harus ada agar tujuan tersebut dapat tercapai. Semua ini dipetakan dalam Kerangka Hasil.
Pagi berganti siang, siang berganti sore, sore berganti malam. Matahari tak perlu meminta izin pada siapa pun untuk terbit dan terbenam. Pengalaman susah satu atau dua kali semestinya telah menyadarkan untuk tidak gampang terbuai saat hidup yang mudah.
Selalu ingat, bahwa siang dan malam datang silih berganti. Hidup tidak mungkin mudah terus sekalipun saat ini rasanya tidak ada alasan untuk mencemaskan apa pun.
Kalaupun perlu melanjutkan perjalanan petang dan malam hari, sudah membawa bekal dan perlengkapan. Langkah antisipasi seperti itu tidak akan terpikirkan jika lengah selama kehidupan masih berjalan lancar. Tahu-tahu roda kehidupan berputar dan gelagapan.
Orang yang beruntung adalah ia yang mengantisipasi sulitnya perjalanannya ketika hari telah gelap. Misalnya, dengan berusaha mencapai titik istirahat dan mendirikan tenda saat sore dan malam hari.
Jika di masa lapang tidak boleh lengah, di masa sulitpun tidah usah berputus asa. Ingat bahwa senang dan susah selalu dipergilirkan. Artinya, masa sulitpun tidak akan berlangsung selamanya. (inna ma‘al-‘usri yusrâ) “Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan”.
Bersabarlah dengan kesabaran yang tak berbatas. Teruslah menghidupkan harapan. Cara paling mudah ialah dengan membayangkan masa-masa indah dalam kehidupan yang telah berlalu. Dan memimpikan harapan yang indah dimasa depan dan menggapainya.
Dapat diambil kesimpulan bahwa jika dahulu pernah mengalaminya, maka tidak mustahil hal yang sama akan kembali dirasakan. Cara untuk mencapai kejayaan lagi barangkali belum terbayangkan saat ini. Akan tetapi, minimal tidak putus asa terlebih dahulu sehingga masih bisa berpikir jernih dan mencoba segala upaya.
Seseorang yang tidak meninggalkan di masa terpurukmu ialah pribadi yang tulus. Siapa pun dia, tidak boleh melupakan apalagi menyia-nyiakannya. Jangan cuma pas dirimu susah bersamanya, tetapi nanti bersenang-senangnya dengan orang lain.
Fokuslah pada orang-orang yang mendampingimu dalam masa sulit. Berjanjilah pada diri sendiri untuk membalas kebaikan mereka dengan kebaikan juga. Inilah saatnya untuk menunjukan bahwa semuanya harus saling gayuh bersambut untuk saling menghormari, pengertian dan menjaga dalam sebuah kebersamaan (kolaborasi).
Kecil besar, atas bawah, ringan berat harus selalu untuk disyukuri. Di titik terendah dalam hidup sekalipun pasti ada banyak hal yang bisa disyukuri. Seperti setidaknya pernah merasakan kehidupan yang jauh lebih baik dan belum tentu dirasakan oleh orang lain.
Jika merasa tidak ada satu hal pun yang bisa memantik rasa syukur ini, berarti ada yang salah dengannya. Boleh jadi bukan kesulitan kehidupan yang terlampau besar, melainkan rasa syukur memang rendah dalam segala kondisi.
Pandailah membuat hal-hal yang layak untuk disyukuri. Ini bakal membuat kehidupan tetap menarik buat dijalani meski situasinya sedang kurang baik. Lebih mudah merasa optimis bila rasa syukur juga dirawat. Harapan dan kesempatan akan selalu ada, tetap optimis untuk menatap hari esok yang lebih baik.
Perputaran roda kehidupan pasti terjadi. Siapkan buat menghadapi segala kemungkinannya. Senang tidak selamanya, susahpun tidak mungkin terus memerangkapnya.
Selalu berpikiran positif agar mampu bertahan dalam kehidupan ini. Selalu ambil pelajaran dari apa yang terjadi. Jangan terlalu cemas dalam kehidupan sekarang, tetap semangat terus berusaha dan berdoa. (Ud’uni astajib lakum) “Berdoalah kepada-Ku, niscaya Kuperkenankan“. Surat Al-Ghafir ayat 60.(*)