IAINUonline – Rektor baru Insitut Agama Islam Nadlatul Ulama (IAINU) Tuban Prof. Dr. Syamsul Huda, M.Fil.I menyatakan ada pesan tiga dari PBNU yang disampaikan padanya dalam memimpin IAINU Tuban. Yang pertama adalah tata kelola perguruan tinggi. Ada 9 konsep dalam tata kelola ini.
‘’Dari 9 konsep ini nsyaallah kita akan coba evaluasi dan dilihat, mana yang sudah jalan mana yang belum di IAINU Tuban ini,’’ ujarnya, saat sambutan dalam serahtarima jabatan Rektor IAINU Tuban di aula Gedung KH. Hasyim Asya’ari, Rabu (18/12/2024) siang.
Pesan selanjutnya adalah, sebagai perguruan tinggi, IAINU Tuban harus mengedepan aspek dan jadikan IAINU sebagai perguruan tinggi menjadi kepercayaan orang NU. Kalau orang NU saja gak percaya, darimana bisa menarik yang lain. Yang selanjutnya adalah kualitas.
‘’Untuk kualitas ini memang butuh proses panjang, kualitas bisa dimulai dari input yang bagus, tidak ada anak dilahirkan bodoh, tangunggjawab kita adalah menemukan bakatnya,’’ tambah Prof Syamsul.
IAINU juga harus bisa high impact, artinya membawa atau memberikan dampak besar bagi masyarakat. Perguruan tinggi bukan menara gading yang temuan-temuannya hanya menjadi pajangan untuk akreditasi saja namun masyarakatnya tidak menerima dampaknya.
Menurut Prof. Syamsul, perubahan di mana-mana dimulai dari pendidikan. Harapan akademisi kelahiran Bojoneoro ini, perubaan atau upaya untuk maju itu dimulai dengan Bismillah. Dimulai dari huruf B adalah bersih, yakni melakukan sesuatu yang bersih dan benar. Kemudian I adalah inovasi. IAINU jangan terus melihat masa lalu, harus ada inovasi baru yang dibuat meski kecil.
‘’Kalau tidak, kita akan menjadi makanan pihak-pihak yang menciptakan inovasi,’’ jelasnya.
Perguruan tinggi harus menjadi pusat pelatihan dan pengembangan masyarakat, jadikan masyarakat sebagai mitra. Dia berharap sebagian laboratorium IAINU ada di masyarakat. Yakni dengan menjadi masyarakat sebagai mitra yang ditarik untuk maju.
‘’Tidak boleh tidur, harus lari, saya minta nanti setiap dosen one day one artikel, menulis opini, monggo nanti dilist, siapa dosen yang hari ini nulis, siapa yang tidak,’’ pesannya.
Kemudian S adalah sinergi, di manapun perguruan tingi tidak bisa sendiri. Lalu M adalah mandiri, kampus harus benar-benar bisa memroduksi pengetahuan, termasuk bisa membikin produk-produk kebutuhan masyarakat.
Hurup I adalah integritas, harus melakukan yang benar sehingga bisa dipercaya masyarakat. Kemudian L adalah lincah, sekarang ini dibutuhkan. Kita harus bisa membaca kekuatan sendiri sebagai modal untuk membangun mimpi.
Lalu L adalah lugas dan A adalah agamis, sehingga jangan sampai sampai hilang nilai-nilai agamanya. Yang terakhir H adalah hebat.
Di awal sambutannya, Prof Syamsul berharap kehadirannya bisa membawa berkah. Semua mimpi dan harapan itu tidak bisa dilakukannya sendiri, sehingga butuh kerjasama dan dukungan. Terkait dengan perubaan dari institut menjadi universitas dikatakannya 15 tahun yang lalu sudah dilakukan.
‘’Persis yang kami lakukan dulu, tahun 2012 saya mengelola UINSA yang saat itu masih IAIN Sunan Ampel, dengan 26 prodi, dari 5 fakultas semua sosial keagamaan. Tantangannya luar biasa di dalam dan di luar. Sampai harus mundur dan kalah dengan UIN Malang gara-gara salah satu anggota senat lapor ke Jakarta, karena ketakutan kalau beralih ke universitas studi-studi agama tidak lagi menjadi bagian penting kajian,’’ ungkapnya.
Namun, berkat semangat dan kajian serta upaya yang maksimal, akhirnya bisa menjadi universitas pada 2013. Berkahnya, mahasiswa yang mendaftar semula cuma 15 ribu, begitu alih status menjadi universitas yang mendaftar jadi 60 ribu.
‘’Ternyata masyarakat membutuhkan ilmu yang lengkap, bukan hanya agama. Sekarang di pesantren hampir semua punya sekolah. Itulah insan kamil, penuh kelengkapan,’’ katanya.
Sedang Rektor lama Dr. Luthfi Hamidi, M.Ag dengan nada guyon mengatakan, satu-satunya sejarah di dunia, dalam waktu 1 tahun IAINU bisa dapat doktor, bahkan dapat profesor.
‘’Kalau tidak IAINU Tuban tidak biasa ini, makanya luar biasa IAINU Tuban,’’ katanya.
Menurut Dr.Luthfi, tugasnya sebagai rektor IAINU Tuban saat itu adalah ibarat sebagai ‘tukang obrak-obrak’. Kalau masuk ke terminal dia adalah tukang ‘ngobraki’ untuk berangkat.
‘’Saat semua sudah masuk ke dalam bis, maka tugasnya Prof Syamsul untuk melanjutkan. Tapi saya sangat berharap bisnya tidak membuat penumpangnya tidur, saya yakin Prof Syamsul insyaallah bisa lebih sedikit ugal-ugalan, langkahnya lebih lebar dan lebih cepat,’’ ucapnya.
Dia sudah sepintas saya ngobrol dengan Prof Syamsul, dan apa yang diharapkan oleh BPP dan Rais Syuriah NU Tuban sudah dalam mindetnya Prof Syamsul. Dia yakin IAINU Tuban di bawah sopiran Prof Syamsul akan semakin cepat lajunya, karena Prof Syamsul sudah pengalaman, sudah pernah jadi wakil rektor.
‘’Saya tadi ngobrol Prof Syamsul sudah cerita dia membandingkan di Jepang, Australia,dan lainnya tidak ada yang seperti IAINU Tuban, jadi semua sudah temoto,’’ urainya.
Sementara terkait harapan IAINU Tuban menjadi universitas, Dr.Luthfi membawa pesan dari Ketua Umum PBNU, secara tegas dikatakan bahwa kalau ada 2 perguruan tinggi NU di satu daerah maka dimerger saja. PBNU tidak ingin sama seperti kasus di Kebumen, yang ada IAINU dan UNU Kebumen. Awalnya juga ingin ningkatkan institut jadi universitas, namun setelah universitasnya tercapai, Institutnya tak mau lepas, sehingga terus saja ada.
‘’Sekarang pengin semua disatukan kembali, bahkan karena kasus Kebumen PBNU punya pemikiran bahkan sekaligus STAINU Purworejo juga disatukan, jadi 3 dimix menjadi satu, rasane koyo opo mbuh,’’ katanya.
Karena itu, kalau di Tuban teknik dan kesehatan sudah ada di IIKNU, sosial dan keagamaannya di IAINU ini kalau digabungkan menurut Luthfi bisa lebih cepat.
‘’Monggo direspons apa yang menjadi harapan PBNU ini agar harapan punya universitas segera terkabul,’’ tandasnya.
Ketua BPP IAINU Tuban KH.Miftahul Asror meminta maaf pada Dr.Luthfi yang selama satu tahun sering dimarahi oleh BPP. Dia berharap IAINU segera menuju universitas, karena sudah dikonsep oleh Luthfi.
‘’Tapi kok ya ditinggal itu yang tidak enak, mohon maaf kalau ada yang kurang berkenan, dari dosen dan lainnya, itu meman sifat basyariah,’’ ujarnya.
Kiai Miftah juga mengucapkan ahlan wasahlan pada Prof Syamsul Huda. Dia erharap cocok dengan namanya, semoga Prof Syamsul menjadi matahari, menjadi sinar bagi IAINU, tapi tidak yang seperti kemarau yang sangat panas.
‘’Semoga iklim baru ini semoga membawa udara segar dan kemajuan dari IAINU, BPP setiap saat siap jika butuh koordinasi. Hape saya siap 24 jam untuk menjalin komunikasi, karena menurut saya banyak hal trouble itu karena komunikasi yang kurang lancar,’’ katanya.
Dia berharap semua yang di IAINU, mulai Warek, Dekan, dosen dan lainnya, hadirnya Prof Syamsul ini seuah keniscayaan, karena itu dia mengajak bersama-sama fokus pada satu titik berusaha bagaimana caranya IAINU ini bisa mensejajarkan diri dengan perguruan tinggi lainnya.
‘’Ini mimpi besar IAINU, dan sudah lama direncanakan, semoga segera terwujud universitas. Upaya itu sudah lama dilakukan, Prof Syamsul bisa lari maraton, kami berharap rektor baru bisa mewujudkan harapan besar IAINU ini, kami dari BPP siap jika dibutuhkan sewaktu-waktu,’’ tegasnya.
Di akhir acara, Rais Syurian PCNU Tuban Dr. Ahsan Ghozali, MA sebelum memimpin doa jua mengajak semua mendoakan IAINU Tuban agar segera menjadi universitas. Juga mengajak bersama-sama membaca fatihah untuk hajat tersebut.
‘’Selamat datang Prof Syamsul Huda, alhamdulillah berkenan khidmat di IAINU, saya optimis kehadirannya menambah keberkahan IAINU, menambah kemanfaatan di IAINU insyaallah. Semoga IAINU bertambah jaya, bertambah maju menuju ke UNUMI (Univ NU Makhdum Ibrahim) semoga keinginan ini segera didengar Allah. Alfatihah,’’ katanya.(*)