KELOTER PERTAMA : Kepala Kemenag Tuban Umi Kulsum Menjelaskan Terkait Pemberangkatan Haji
IAINUonline – Jemaah Calon Haji (JCH) asal Kabupaten Tuban, Jawa Timur bakal berangkat awal. Sebab, CJH Tuban masuk kelompok terbang (keloter) pertama musim haji tahun ini.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tuban Umi Kulsum menjelaskan berdasarkan hasil qur’ah yang digelar oleh bidang PHU (Penyelenggaraan Haji dan Umrah) Kanwil Kemenag Jatim beberapa waktu lalu, Kabupaten Tuban mendapatkan urutan pertama.
“Untuk Kabupaten Tuban masuk gelombang pertama kloter pertama, berangkat setelah Kabupaten Bojonegoro dan Lamongan, estimasi keberangkatan tanggal 13-14 Mei,” ujarnya saat memberikan pengarahan Koordinasi Pembentukan Pramanifes di gedung PLHUT, Rabu (27/3/2024).
Pramanifes embarkasi adalah daftar nama jemaah haji yang tergabung dalam satu kloter dan telah mendapat visa haji, yang diterbitkan oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Embarkasi.
Didampingi Kasubag TU dan Kasi PHU, ia meminta, seksi PHU untuk tetap melakukan koordinasi dengan Bidang PHU Kanwil Kemenag Jatim dan Pemda setempat.
“Masih ada waktu satu bulan lebih, untuk mempersiapkan semuanya dengan baik, sukses administrasi dan sukses pemberangkatan,” imbuhnya.
Pihaknya menginformasikan bimbingan manasik haji pertama, sesuai jadwal akan dilaksanakan tanggal 23 April dan bimbingan manasik kedua tanggal 1 Mei.
“Jangan lupa kepada semua jemaah haji seragam nasional haji sudah ganti warna ungu, jangan sampai masih memakai seragam yang lama,” tukasnya di hadapan seluruh KBIHU.
Sementara Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Tuban Ashabul Yamin menambahkan untuk pelaksanaan kegiatan haji tahun ini satu kloter terdiri dari 371 jemaah.
“Ini berbeda dengan tahun lalu, sehingga kami bagi satu kloter terdiri dari satu rombongan terdiri dari 42 orang dan 7 rombongan terdiri dari 41 orang sehingga satu kloter ada 9 rombongan,” jelasnya.
Pria asal Kradenan Palang ini juga menambahkan informasi sebagai antisipasi jemaah selama pelaksanaan armuzna, PPIH Arab Saudi akan menyediakan makanan cepat saji sebagai antisipasi jika terjadi keterlambatan pendistribusian makanan.
“Jemaah tinggal memasak dengan menuang air panas atau bisa dikonsumsi secara langsung sesuai jenisnya,” pungkasnya.(*)