IAINUonline – Islam sebagai agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat Indonesia. Tak hanya itu, bahwa Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam terbesar di dunia.
Tersebar luasnya Islam di Indonesia tak luput dari peran Wali Songo yang dengan giat dan penuh sabar dalam menyebarkan ajaran Islam di seluruh pelosok Nusantara. Ajaran-ajaran Islam yang disebarkan oleh Wali Songo sampai sekarang masih kita rasakan. Sikap toleransi terhadap agama lain menjadi salah satu daya tarik dalam menyebarkan agama Islam.
Walisongo sebagai sejarah pasti Indonesia ingin dihilangkan oleh sekelompok orang karena menganggap bahwa Wali Songo adalah mitos bahkan dongeng belaka. Sedangkan berbagai literatur sejarah sudah ada dan menjadi bukti tentang adanya peran Wali Songo sebagai penyebar Islam di Nusantara.
Agus Sunyoto dalam bukunya “Atlas Wali Songo” mengatakan “Penghapusan Wali Songo dari daftar tokoh-tokoh penyebar Islam di Nusantara tidak bisa ditafsirkan lain kecuali merupakan usaha-usaha sistematis dari golongan minoritas yang memiliki akidah dan ideologi Wahabi untuk “membasmi” paham mainstream Islam Nusantara”.
Masuknya Islam di Nusantara
Kelompok itu mengatakan bahwa masuknya Islam di Nusantara ketika Haji Miskin beserta kedua temannya Haji Piobang dan Haji Sumanik setelah pulang dari Makkah. Saat itu kota Makkah telah dikuasai faham Wahabi menjadikan ketiga tokoh ini ingin mengajarkan islam faham Wahabi.
Tindakan ketiga tokoh ini malah menyulut api pertikaian sesama saudara dan memunculkan perang yang biasa disebut dengan perang Paderi. Kelompok yang mengatakan bahwa Islam disebarkan oleh ketiga tokoh ini menjadikan Islam masuk dan menyebar di Indonesia pada tahun 1803 M.
Sedangkan teori yang kita yakini bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7/8 M atau 674 M. Teori ini berdasarkan berita dari Cina Zaman Tang. Teori ini merupakan versi yang paling banyak diyakini terkait perkiraan masuknya Islam di Indonesia.
Selain itu pada tanggal 17-20 Maret 1963 para sejarawan Indonesia melakukan pertemuan di Medan dan menghasilkan 6 poin. Salah satunya adalah Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah yang datang langsung dari Arab.
Jadi ketika pendapat yang mengatakan tahun 1803 Islam masuk di Indonesia jelas itu adalah pendapat yang lemah dan kurangnya bukti yang mendukung.
Peninggalan Wali Songo
Ada beberapa bukti bahwa Wali Songo bukan sekedar mitos tetapi fakta sejarah yang dimiliki bangsa Indonesia. Salah satunya adalah buku primbon Sunan Bonang yang dijadikan tesis oleh ilmuwan Belanda, yaitu B.J.O Schrieke dengan judul Het Boek Van Bonang (wejangan Sunan Bonang) tahun 1916.
Kitab ini ditemukan di Tuban pada 1597 M ketika Belanda mengekspansi wilayah Jawa_Nusantara untuk dijadikan jajahannya. Kitab berisi tentang ajaran suluk yang isinya diambil dari kitab Ihya’ Ulumu al-Din karya imam Al-Ghazali dan kitab Tamhid Syaikh Abu Syakur ibn Syu’aib al-kasi al Hanafi.
Selain itu, peninggalan berbentuk arsitektur bisa dilihat dari tempat ibadah dan makam. Batu nisan yang bercorak islami terbukti menjadi peninggalan Wali Songo. Ini dikarenakan pada masa itu hanya umat Islam yang mempunyai tradisi mengubur jenazah karena tradisi Hindu dikenal dengan kremasi atau membakar jenazah yang kemudian abunya disimpan dalam guci atau ditaburkan di laut.
Tempat ibadah masjid atau musala yang berbentuk kuil-kuil Hindu Asia selatan. Pola arsitektur ini tidak dikenal di kawasan dunia muslim lainnya dan hanya ada di Indonesia.
Menjaga Sejarah
Kisah Wali Songo banyak dikisahkan secara tidak rasional. Jelas kisah-kisah seperti ini yang menjadikan munculnya pendapat bahwa Wali Songo itu mitos dan sekedar dongeng belaka. Sedangkan ada banyak peninggalan Wali Songo seperti kitab suluk Primbon Sunan Bonang, arsitektur bangunan masjid, makam dan juga masih banyak lagi yang lainnya.
Maka sudah saatnya kisah tentang Wali Songo diceritakan secara ilmiah bukan lewat penalaran khayal tak rasional yang nantinya akan menjadikan kesan bahwa Wali Songo hanya mitos belaka. Gerakan minat baca dan literasi harus sebisa mungkin dilakukan demi menjaga sejarah peradaban hebat bangsa Indonesia.
(Referensi: ATLAS WALI SONGO/Agus Sunyoto, SUNAN BONANG Dari Rembang Untuk Nusantara/ Amirul Ulum)
Penulis : Faiful Muchani