REKTOR IAINU TUBAN : H. Akhmad Zaini, S.Ag, M.Si Rektor IAINU Tuban
IAINUonline – Menjelang akhir tahun 2022, Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban merombak jajaran pimpinan. Ada pergeseran posisi dan mengangkat dua jajaran pimpinan baru.
Wakil Rektor Bidang Akademik Drs.Imam Supriyadi, M.ThI digeser untuk menduduki jabatan sebagai Wakil Rektor Bidang Keagamaan dan Kelembagaan. Ini adalah struktur baru di IAINU Tuban. Bidang akademik ditambah dengan kerjasama, sehingga Wakil Rektornya disebut Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerjasama dijabat oleh Agus Fathoni Prasetyo, M.Pd yang semula menjabat Dekan Fakultas Tarbiyah.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Drs. Fathul Amin, M.Pd digeser untuk memegang jabatan sebagai Senat IAINU Tuban. Bidang kemahasiswaan diubah menjadi Bidang Kemahasiswaan dan Teknologi Informasi yang dijabat oleh Supriyanto, M.Pd yang semula Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI). Sedangkan Wakil Rektor Bidang Keuangan, SDM dan Prasarana yang dijabat oleh Isnawati Nur Afifah Latif, M.Pd diubah menjadi Bidang Umum dan Keuangan dengan tetap dijabat oleh Isnawati Nur Afifah Latif.
Untuk mengenal lebih dekat sosok pimpinan yang diharapkan membawa perubahan lebih baik baik IAINU Tuban di masa depan, IAINUonline akan menurunkan profil singkat para pimpinan tersebut. Tulisan akan diawali dengan menurunkan tulisan tentang sosok Rektor.
H.Akhmad Zaini, S.Ag, M.Si Rektor yang Kaya Pengalaman Berorganisasi
Lahir di sebuah desa di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Akhmad Zaini di lingkungannya kental dengan tradisi NU. Bahkan, abahnya adalah seorang kiai dan guru ngaji di kampungnya. Karena itu, basis ngaji sudah dimiliki sejak kecil.
Lihat saja latar belakang pendidikannya yang sejak tingkat dasar sampai sarjana (S1) adalah berbau-bau agama. Pendidikan formal Zaini, diawali dengan masuk di MINU Jambearum, Patebon, Kendal. Setelah lulus untuk jenjang selanjutnya Zaini masuk ke MTs NU Patebon Kendal lalu disambung ke MTs Mathaliul Falah, Kajen, Pati. Di MTs ini Zaini sekaligus mondok di pondok pesantren yang diasuh KH.M. Ahmad Sahal Mahfud, mantan Rais Syuriah PBNU yang ahli fikih tersebut.
Usai dari Mathaliul Falah, Zaini melanjutkan pendidikan ke Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Semarang. Kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Setelah lulus lulus kuliah ini, pengembaraan intektual dan profesionalnya dimulai lebih intens.
Sebagai mahasiswa di IAIN Waliongo, Zaini sangat aktif berorganisasi. Aktif menulis dan diskusi. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) adalah pilihannya untuk mengembangkan nalar fikirnya di organisasi ekskra kampus. Tentu saja, sebagai sosok yang kental darah NU nya, PMII yang kemudian menjadi banomnya NU adalah tujuannya.
Kepiawaiannya menulis menjadikan Zaini menjadi pimpinan redaksi di majalah kampusnya. Sebuah posisi yang cukup ‘wah’ untuk kalangan kampus. Terlebih ketika dia menjabat sebagai Ketua Presidium Pers Mahasiswa Jawa Tengah kala itu. Tentu saja namanya semakin moncer bukan hanya di kampusnya, namun di kalangan seluruh kampus di Jawa Tengah.
Bakat menulisnya kemudian mengantarkan Zaini menjadi wartawan di Jawa Pos, salah satu media massa besar dan berpengaruh di Indonesia. Di mulai dari penugasan untuk wartawan di daerah seperti Tuban dan Bojonegoro, Zaini terus meniti karier jurnalistiknya di Jawa Pos sampai pada posisi puncak.
Di Jawa Pos ayah tiga anak ini pernah menjadi wartawan nasional di Jakarta, dan bertahun-tahun menjadi wartawan yang bertugas di Istana Negera, sehingga sempat berjumpa dengan beberapa presiden. Seperti Gus Dur dan Susilo Bambang Yudhoyono. Karena penugasan ini Zaini sempat keliling eropa dan sejumlah negara di Timur Tengah dan Asia.
Saat tugas di Jakarta inilah Zaini melanjutkan kuliahnya dengan mengambil jurusan Ilmu Politik di Pasca Sarjana Universitas Indonesia (UI) Jakarta. Ini satu-satunya gelar akademik dan kuliah yang tidak berbau-bau agama.
Setelah sarat pengalaman lapangan, Zaini ditarik untuk menjadi redaktur di Jawa Pos, sebuah jabatan yang mentereng. Terlebih dia memegang halaman satu, atau halaman utama koran harian nasional ini. Tak banyak wartawan yang bisa sampai pada posisi tersebut.
Tidak sampai pensiun di Jawa Pos, Zaini kemudian mengajukan pensiun dini dan beralih ke bisnis. Saat ini, ada empat toko busana yang dia kelola, dan semuanya maju.
Sambil mengelola toko, Zaini membantu mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Makhdum Ibrahim (STITMA) yang kelak berubah menjadi IAINU Tuban. Hingga kemudian dipercaya untuk menjadi Ketua STITMA. Lalu setelah STITMA berubah menjadi IAINU Tuban Zaini dipercaya untuk menjabat Rektor. (*)
Biodata :
Nama : Akhmad Zaini S.Ag., M.Si
Tpt/tgl lhr : Kendal (Jawa Tengah), 23 Juni 1969
Alamat : Jl. Karang Pucang, RT02/ RW 02 Tuban
Pendidikan:
- MI NU Jambearum Patebon Kendal
- MTs NU Patebon Kendal
- MTs Mathaliul Falah, Kajen, Pati
- PGAN Semarang
- Fak Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
- Ilmu Politik Pasca Sarjana Universitas Indonesia (UI) Jakarta
Organisasi:
- Pengurus PMII Komesariat IAIN Walisongo
- Wakil Seketaris Pengurus PMII Korcab Jawa Tengah
- Ketua Ikatan Mahasiswa Kendal (IMAKEN)
- Ketua Presidium Pers Mahasiswa Jawa Tengah
- Pengurus PP GP Ansor
- 2013-2018 Ketua PC LP Ma’arif Tuban
- 2018-2022 PC NU Kab. Tuban
Karier:
- 1994-1996 (Pimpinan Umum Tabloid Amanat/Pimred Edukasi IAIN Walisongo Semarang)
- 1997-2002 (Wartawan Jawa Pos)
- 2002-2011 (Redaktur Jawa Pos)
- 2011-2013 (Pendiri/Pemimpin Redaksi Tabloid Nusa)
- 2002 : Pendiri dan Pemilik Anggun Busana Group Tuban
- 2017-2020 Ketua STITMA
- 2020-sekarang Rektor IAINU Tuban
Keluarga :
- Istri : Ana Arofah
- Anak
- Nilna Muna Sholihan (mahasiswa Psikologi UIN Sunan Ampel)
- Nuha Izzaturrahmah (mahasiswa Manejemen UIN Walisongo Semarang)
- Anggun Zainia Nur Izzati (santri Matho’liul Falah, Kajen Pati Jawa Tengah)