IAINUonline – Rektor Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban, Akhmad Zaini, S.Ag, M.Si., mengajak semuanya meneladani para ulama dan kiai terdahulu yang berjuang dengan ikhlas. Bahkan, mereka rela mengorbankan apa saja, termasuk nyawa untuk memperjuangkan keyakinan.
Para ulama dan kiai berjuang dengan dorongan agamanya, sehingga perjuangan itu ikhlas dan dilakukan semata-mata demi kemaslahatan bersama atau umat.
‘’Sejarah itu mengajarkan pada kita berapa para ulama, kiai dan santri dahulu melakukan sesuatu karena dorongan agamanya. Mereka ikhlas berjuang bukan karena ingin jabatan tapi adalah dorongan agama agar syariat islam bisa dilaksanakan di negeri ini,’’ ujar Akhmad Zaini saat menjadi inspektur upacara Hari Santri Nasional Sabtu (22/10/2022) di halaman rektorat IAINU Tuban.
Rektor mengajak bersyukur karena masih diberi umur sehingga bertemu kembali dengan peringatan Hari Santri Nasional. Dalam peringatan ini, lanjut dia, harus bisa mengambil ruh dan spirit. Hari santri mengajarkan bagaimana andil ulama dan santri yang punya peran besar berdirinya negara.
‘’Lahirnya negara ini ada peran besar ulama kiai dan santri,’’ tambahnya.
Dengan meneladani dan mengambil ruh peringatan hari santri, semuanya bisa menata hari dan pikiran. Sebab, demi cita-citanya dan nilai-nilai yang baik, para pendahulu siap berkorban apa saja.
Saat ini, tutur Zaini, sudah merdeka dan sistem demokrasi berjalan. Namun, ada budaya kapitalisme yang berkembang. Ada politik uang yang marak.
‘’Demi kekuasaan fitnah bertebaran, demi ambisi menebar fitnah-fitnah itu kondisi saat ini. Karena itu, santri harus terpanggil mengembalikan ruh perjuangan itu. Yang berkuasa adalah yang berjuang dengan keikhlasan, bukan karena ambisi pribadi. Mahasiswa juga harus terus belajar agar bisa mengembalikan spirit para ulama tersebut,’’ katanya.
Upacara itu dilaksanakan oleh civitas akademika perguruan tinggi di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) ini. Selain rektor dan para wakil rektor, peserta apel terdiri dari para dekan, dosen, karyawan dan mahasiswa.
Selain diisi amanat pembina upacara, juga dibacakan Ikrar Santri, Resolusi Jihad, menyanyikan lagu Hari Santri dan Subbanul Wathan. Upacara ditutup oleh doa yang dibaca Drs. Imam Supriyadi, M.Th.I Wakil Rektor Bidang Akademik IAINU Tuban yang juga pimpinan di PC NU Tuban.(*)