STUDI BANDING : Rombongan IAINU Tuban sata Studi Banding ke UNU Jogjakarta


IAINUonline – Salah satu kampus yang dikunjungi saat studi banding yang dilakukan Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban di Jogjakarta adalah Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Jogjakarta.

Di perguruan tinggi ini, rombongan IAINU Tuban yang dipimpin Rektor IAINU Tuban Akhmad Zaini, S.Ag, M.Si ini ngangsu pengalaman terkait pembentukan UNU, pengelolaan kampus sampai problem apa saja yang muncul dan dan bagaimana mengurainya.

Rombongan IAINU Tuban diterima oleh jajaran rektorat UNU Jogjakarta yang di antaranya adalah Dr. Abdul Ghoffar M.BA Wakil Rektor Bidang Pengembangan Aset dan Infrasturktur dan Ir. Nafiatul Umami S.Pt.,MP.,PhD.,IPM Wakil Rektor Bidang Akademik.

Rektor IAINU Tuban Akhmad Zaini mengatakan, mengucapkan terimakasih rombongan IAINU Tuban diperkenankan dan diterima untuk silaturahmi ke UNU Jogjakarta. Selain untuk menyambung silaturahmi, Zaini mengatakan ingin belajar banyak dengan UNU Jogjakarta terkait pengelolaan kampus.

‘’Karena berangkat dari kultur yang sama, sosial keagamaan yang sama dan latar belakang yang sama, problemnya juga pasti ada yang sama. Bagaimana mengelola dan keluar dari problem-problem tersebut kami ingin belajar banyak,’’ ujarnya.

Zaini juga mengeluhkan soal posisi perguruan tinggi yang dikelola yang masih berada di bawah Kemenag, yang menurutnya masih terbatas untuk bisa berkembang. Sebab, kebijakan antara kemenag dan dikti dalam hal pengelolaan perguruan tinggi berbeda.

‘’Soal beasiswa saja misalnya, kalau di universitas peluang mahasiswa mendapat beasiswa sangat banyak, jatahnya sampai ratusan. Di tempat kami hanya tujuh, sembilan, sepuluh atau belasan. Maka mau tidak mau harus mengarah ke universitas,’’ tambahnya.

Dengan belajar banyak pada UNU Jogjakarta diharapkan nanti IAINU Tuban juga segera bisa mengarah ke universitas.

Sementara, Ir. Nafiatul Umami S.Pt.,MP.,PhD.,IPM Wakil Rektor Bidang Akademik UNU Jogjakarta mengatakan, di Jogjakarta ada tujuh perguruan tinggi yang berafiliasi pada  NU, salah satunya adalah UNU Jogjakarta yang pada 2017 diresmikan,

Dia menyebut ada perjalanan panjang yang harus dilalui sebelum UNU Jogjakarta berdiri. Ada usaha keras, lobi-lobi dan usaha keras lainnya. Seperti misalnya saat mengajukan izin sudah menyiapkan 13 program studi dan persiapan-persiapan lain yang tak ringan.

Setelah berdiripun juga terus berusaha keras untuk menambah fasilitas, gedung dan isinya serta asrama mahasiswa. Juga fasilitas lain yang dibutuhkan. Cara yang digunakan di antaranya juga lobi dan mengajukan proposal bantuan pada pemerintah dan pihak lain.(*)  

Bagikan Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *