IAINUonline Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan bisa dimanfaatkan, termasuk bagi pada dosen yang akan menyusun atau menulis artikel. Hanya, etika harus tetap digunakan. Karena kontrol juga harus dilakukan agar kita tidak yang justru dikontrol AI.

‘’Bagaimanapun AI adalah sebagai alat, tool, sehingga kita harus punya kerangka berfikir sendiri sebelumnya. AI adalah alat bantu,’’ ujar Yogi Ageng Sri Legowo S.Pd, M.Pd salah pemateri yang mengisi workshop literasi digital AI di Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban.

Workshop Literasi Digital AI; strategi menulsi artikel ilmiah bereputasi ini digelar di aula KH.Hasyim Asy’ari kompleks kampus IAINU Tuban. Selain Yogi Ageng, pemateri lain yang dihadirkan adalah  Renanti Lunnadiyah A, SP.MP.

Yogi Ageng Sri Legowo dengan materi Etika Penggunaan AI untuk Penyusunan Artikel Penelitian Dosen menjelaskan bahwa etika dan tanggungjawab sebagai penulis artikel sangat penting.

Dia menyebut, canggihnya AI bisa dimanfaatkan untuk menulis apa saja. Mahasiswa misalnya, bisa menggunakannya untuk menyusun skripsi. Karena dia berkelakar, jika skripsinya dari AI,  maka nanti sarjananya juga sarnjana AI.

‘’Saya sudah menemukan skripsi mahasiswa yang menggunakan AI. Kalau misalnya mengizinkan mahasiswa skripi pakai AI, maka harus diatur, diajari, kita harus lebih expert dari mahasiswa untuk antisipasi mahasiswa menggunakan AI secara berlebihan. Penggunaan AI perlu diawasi dan hanya dijadikan sebagai instrumen,’’ ujarnya.

Untuk para dosen, kata dia, memang punya beban untuk menulis artikel, jika menggunakan Ai juga tidak boleh tanpa kontrol dan etika. AI bisa dimanfaatkan untuk menulis artikel sebanyak mungkin, tapi kalau hanya mengandalkan AI, apa artinya.

‘’Gunakan AI secara bertanggungjawab, jangan karena target menyusun artikel sebanyak mungkin lalu meninggalkan etika,’’ katanya.

Dalam penelitian AI bisa digunakan di antaranya untuk membuat kerangka, anatomi atau  draf. Lalu untuk menyunting bahasa, menerjemahkan, mengecek gaya penulisan, pengecekan tingkat penggunaan AI dan lainnya.

‘’Bisa menggunakan AI tapi kita yang ngontrol, karena sebelumnya kita sudah punya kerangka berfikir dulu atas apa yang akan kita tulis,’’ jelasnya.

Sementara, Wakil Rektor Bidang Akademik IAINU Tuban Supriyanto, M.Pd yang membuka workshop mengatakan, dosen punya target atau beban untuk banyak menulis artikel. Artikel yang ditulis para dosen ini IAINU Tuban ini, lanjutnya, akan dipublis di jurnal internasional.

‘’Workshop ini adalah  lanjutan dari kegiatan yang dirancang untuk satu tahu ke depan. Sebelumnya sudah ada pelatihan-pelatihan,  dan akan dilanjutkam dengan kegiatan-kegiatan  lain,’’ ujarnya.

Kegiatan diikuti seluruh dosen di peguruan tinggi di bawah naungan PBNU ini. Workshop dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan para dosen dalam menyusun atau menulis artikel ilmiah dengan alat bantu AI.

‘’Publikasi jurnal harus kita ditingkatkan kualitasya. Berat memang, tapi harus dilakuian. Kampus tidak hanya memberikan target pada para dosen, tapi menyediakan anak tangga yang bisa dilalui agar mencapai target,’’ lanjut Supriyanto.

Karena itu, dia berharap para dosen untuk sungguh-sungguh belajar dan meningkatkan kemampuannya dalam menyusun jurnal. Karena itu, dalam workshop kali ini, bukan hanya akan diberi materi, namun praktik langsung di tempat. Para dosen peserta workshop langsung menulis artikel.

‘’Tidak harus menunggu besok atau lusa mengumpulkan hasilnya, tapi harus selesai hari ini, langsung dipraktikkan,’’ katanya.(*)

 

Bagikan Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *