Oleh : Jauharotina Alfadhilah

Paradoks Kemajuan Modern dan Kebutuhan Spiritual

Kemajuan teknologi dan Ilmu pengetahuan adalah salah satu wujud perubahan di dunia modern yang seringkali membawa pada ilusi bahwa manusia dapat mencapai segala sesuatu tanpa keterlibatan Tuhan.

Paradoks kehidupan modern seringkali menunjukkan peningkatan krisis spiritual, alienasi sosial dan hilangnya makna hidup, sehingga sering kali muncul pertanyaan, “Apakah manusia benar-benar dapat hidup tanpa Tuhan?”

God of the Gaps, berusaha menempatkan Tuhan hanya sebagai jawaban atas hal-hal yang belum bisa dijelaskan oleh sains, kiranya menjadikan peran Tuhan dianggap semakin tidak relevan di dunia yang disebut modern ini, meski banyak ilmuan seperti Albert Einstein yang justru mengakui adanya keteraturan alam semesta yang merujuk pada keberadaan kekuatan yang lebih besar dari manusia.

Masyarakat modern banyak menghadapi tantangan seperti krisis identitas dan nihilisme akibat kehilangan nilai transendental, yang bahkan Nietzsche menyebutnya dengan era “Kematian Tuhan”

Tidak dapat dinafikan bahwa kemajuan teknologi telah meningkatkan kenyamanan hidup manusia, banyak tugas-tugas manusia yang telah dialihkerjakan oleh mesin akibat teknologi. Meskipun demikian, angka depresi dan gangguan mental justru semakin meningkat karena teknologi tidak mampu memuaskan kebutuhan spiritual manusia.

Tuhan dalam konteks ini adalah sumber ketenangan dan pengharapan. Ketika manusia mulai meninggalkan Tuhan, maka jalur bunuh diri menjadi langkah terakhir manusia untuk mengakhiri kehidupan yang menurut mereka sudah tidak lagi dapat diharapkan.

Tingginya angka bunuh diri di Indonesia, bahkan di kota Tuban adalah cerminan rendahnya nilai spiritual yang dimiliki oleh masyarakat, yang secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa semakin modern kehidupan manusia, maka  manusia justru semakin membutuhkan Tuhan.

Tuhan sebagai jawaban atas krisis moral dan nilai

Modernisasi seringkali mendorong relativisme moral, dimana kebenaran dianggap subjektif dan terpisah dari nilai-nilai absolut. Padahal Tuhan selalu menawarkan dasar moral yang tetap dan universal.

Nilai-nilai seperti keadilan dan perdamaian mendapatkan maknanya yang lebih dalam melalui keyakinan pada Tuhan. Tanpa Tuhan, manusia beresiko terjebak dalam nihilisme, dimana kehidupan dianggap tidak lagi memiliki makna dan tujuan.

Kebutuhan manusia akan Tuhan menjadi tetap relevan di dunia modern, karena kehadiran Tuhan dapat memberikan makna, tujuan dan arah bagi kehidupan manusia yang tidak dapat dijawab oleh teknologi atau materialisme.

Oleh karenanya, sangat penting bagi kita yang hidup di dunia modern untuk tetap merevitalisasi nilai-nilai spiritual dalam kehidupan pribadi ataupun masyarakat. (*)

Bagikan Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *