Oleh : Ela Rosyida

Di era modern yang serba terhubung ini, batas-batas geografis bukan lagi penghalang untuk meraih mimpi besar. Setiap orang, termasuk dosen yang berada di kabupaten atau daerah kecil memiliki peluang yang sama untuk bersaing di tingkat global.

Teknologi telah mengubah cara kita belajar, berjejaring, dan berkarya. Jadi, jangan pernah merasa minder hanya karena status kita sebagai dosen lokal. Dengan strategi yang tepat, karya kita bisa mendunia dan memberikan dampak yang luas, baik untuk akademisi internasional maupun masyarakat sekitar.

Pertama-tama, penting bagi kita untuk memahami bahwa keberhasilan di dunia akademik internasional tidak selalu bergantung pada tempat tinggal, tetapi lebih pada kesiapan kita untuk terus berkembang. Salah satu kunci utamanya adalah membangun relasi yang luas.

Jangan ragu untuk aktif mengikuti seminar, workshop, dan konferensi, terutama yang berskala internasional. Banyak acara seperti ini kini diselenggarakan secara daring, membuatknya lebih terjangkau dan mudah diakses. Ikutilah konferensi internasional yang relevan dengan bidang kajian kita, baik sebagai peserta maupun pemateri.

Selanjutnya, fokuslah pada bidang kajian yang kita tekuni. Misalnya, jika bidang kajian kita adalah pendidikan, penelitian tentang pengintegrasian teknologi dalam pembelajaran atau penguatan nilai-nilai karakter dalam kurikulum dapat menarik perhatian global.

Jika bidang kajian kita adalah ekonomi, kajian tentang pemberdayaan UMKM di daerah atau pengelolaan keuangan berbasis syariah juga relevan secara internasional. Bidang ilmu sosial, humaniora, atau keagamaan pun memiliki banyak peluang untuk dipublikasikan dan diapresiasi di kancah global, terutama jika kita mampu menunjukkan relevansi lokal yang bisa diadaptasi di konteks global.

Namun, kita tidak bisa mengabaikan pentingnya penguasaan bahasa Inggris. Bahasa ini adalah kunci utama untuk membuka pintu ke dunia akademik internasional. Kemampuan berbahasa Inggris bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga menjadi syarat penting untuk membaca literatur ilmiah global, mengikuti forum akademik internasional, dan manulis publikasi di jurnal bereputasi.

Mulailah dengan langkah-langkah sederhana, seperti mengikuti kursus Bahasa Inggris, membaca artikel akademik dalam bahasa Inggris, atau menulis draf penelitian dalam bahasa Inggris. Jika merasa kesulitan, manfaatkan layanan proofreading atau mentor akademik yang bisa membantu kita menyempurnakan karya sebelum dipublikasikan di jurnal internasional. Jangan takut untuk mencoba, karena ini adalah proses yang pasti bisa dilalui.

Selain itu, manfaatkan teknologi untuk membangun kehadiran kita di dunia akademik global. Patform seperti ResearchGate, Google Scholar, atau LinkedIn dapat digunakan untuk mempublikasikan karya ilmiah kita, berbagai pemikiran, dan menjangkau audiens internasional.

Aktiflah di komunitas-komunitas akademik daring yang relevan dengan bidang kita. Banyak peneliti di luar negeri yang terbuka untuk kolaborasi lintas negara, sehingga ini menjadi peluang besar bagi kita untuk memperluas jaringan.

Inspirasi untuk semua ini sebenarnya bisa kita lihat dari rekan-rekan dosen lokal yang telah membuktikan bahwa mereka bisa bersaing di tingkat global. Sebut saja Dr. Aminah dari sebuah universitas di Kalimantan yang berhasil mempublikasikan penelitiannya di jurnal bereputasi internasional tentang metode pengajaran bahasa Inggris berbasis budaya lokal.

Atau contoh lainnya, Dr. Hasan dari Jawa Tengah, yang fokus pada penelitian pendidikan Islam dan sukses menjadi pembicara di beberapa konferensi internasional, salah satunya di Qatar.

Ada juga Dr. Siti dari daerah pesisir Jawa Timur yang meneliti dampak integrasi teknologi dalam pendidikan berbasis pesantren dan mendapatkan penghargaan di forum ilmiah ASEAN. Mereka adalah bukti nyata bahwa dosen lokal pun bisa membawa karyanya ke tingkat global dengan konsistensi, tekad, dan penguasaan bahasa Inggris yang cukup.

Meskipun saya sendiri juga masih berproses, saya yakin bahwa kita semua memiliki potensi besar untuk berkontribusi lebih luas. Saya memahami tatangan yang kita hadapi, mulai dari kesibukan sebagai dosen, keterbatasan fasilitas, hingga kepercayaan diri dalam berbahasa Inggris. Tetapi percayalah, dengan ketekunan dan keberanian, tantangan-tantangan ini pasti bisa kita atasi.

Khusus untuk rekan-rekan dosen di IAINU Tuban, kita memiliki potensi besar untuk bersaing di dunia internasional. Jangan merasa bahwa lokasi geografis menjadi kendala, karena era digital telah membuat dunia lebih kecil dan lebih mudah diakses.

Mulailah dari langkah kecil: tingkatkan kualitas karya ilmiah kita, aktiflah di forum-forum akademik, dan jangan takut untuk menunjukkan hasil kerja keras kita di tingkat global. Kita memiliki kekayaan budaya, tradisi, dan nilai-nilai lokal yang bisa menjadi inspirasi besar untuk karya ilmiah yang mendunia.

Penguasaan bahasa Inggris adalah game changer bagi kita sebagai akademisi. Tidak harus sempurna, tetapi cukup untuk berani memulai, baik dalam menulis, berbicara, maupun berjejaring. Jadikan bahasa Inggris sebagai alat untuk membuka peluang, bukan penghalang untuk berkembang.

Percayalah, dengan semangat, ketekunan, dan niat yang tulus, tidak ada batasan untuk apa yang bisa kita capai. Mari buktikan bahwa dosen lokal dari Tuban juga mampu memberikan kontribusi besar pada dunia akademik internasional. Dari Tuban, untuk dunia! (*)

 

Bagikan Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *