IAINUonline – Wakil Gubernur ( Wagub) Jawa Timur Emil Elistianto Dardak mengisi Stadium Generale dengan Tema “Menyiapkan Pendidikan Tinggi yang Unggul Guna Menopang Jawa Timur sebagai Pusat Ekonomi Syariah.

Acara kerjasama Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Tuban dan ISNU Tuban ini digelar di Institut Agama Islam Nahdlatul (IAINU) Tuban, Rabu (24/1/2024). Emil berbicara tentang ekonomi syariah.

Menurut dia, karena di Jawa Timur mayoritas warganya adalah islam, maka setiap kegiatan ekonomi yang dikerjakan adalah ekonomi syariah.

“Karena hakikatnya dalam setiap melaksanakan seluruh kegiatannya warga tak pernah lepas dari aturan syariah,” ujar dia.

Prinsip dalam ekonomi syariah menurut Emil adalah menghindari transaksi spekulatif, karena biasanya merugikan salah satu pihak. Akan ada yang kalah dan yang menang. Misalnya membeli crypto dengan spekulasi suatu saat akan harganya akan naik, menurut para ulama kata Emil hal itu tidak boleh.

“Tapi kalau membeli produk crypto karena menjadi alat tukar yang efektif dan efisien tanpa ada niatan spekulatif itu bisa,” urainya.

Ketua Daerah Ekonomi Syariah Jawa Timur itu menyebutkan untuk menjamin traksaksi atai kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat sesuai dengam syariah, .aka dibutuhkan dean syariah.

” Namun masih sulit untuk mencarinya, nah inilah ruang yang bisa diisi oleh pendidikan tinggi” ungkap dia.

Hanya, saat ini pendidikan tinggi juga sedang mengalami perubahan, mengalami revolusi. Banyak yang bilang dulu ijazah sarjana adalah modal untuk menjadi sukses. Tapi hari ini tidak jaminan.

Maka kemudian muncul model pendidikan yang baru. Sehingga ada model pendidikan yang disebut open learning, pendidikan terbuka. Tidak mutlak orang yang sering datang ke kampus dengan orang yang tidak pernah ke kampus ilmunya kalah dengan yang sering ke kampus, karena saat ini learning sangat gampang.

Misalnya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAINU ada mata kuliah pengantar ekonomi mikro. Kalau hanya untuk mendengar kuliah itu tak perlu ke kampus karena materi iti di internet sudah ada dan bisa diakses sangat gampang dan gratis.

Karena itu kampus harus berevolusi, para dosen juga harus menyesuiakan diri. Pembelajaran di kelas tidak harus satu arah atau sekadar menyampaikan teks yang ada di buku karena itu sudah dilakukan. Pembelajaran dilakukan dua arah. Yang harus dilakukan adalah membekali mahasiswa dengan kompetensi atau kemampuan.

“Kalau dulu yang diagung-agungkan adalah ijazah, kalau sekarang kompetensi atau knowledge, pengetahuan. Bagaimana kita mencetak lulusan yang siap menjawab tantangan,” katanya.

Acara dibuka dengam doa oleh Ketua BPP IAINU K.Miftahul Asror, M.PdI. Kiai Asror mengatakan dalam Islam sudah mengonsep ekonomi sedemian baik. Karena masyarakat harus sukses secara ekonomi. Cerita sukses harus sudah dimulai sejak dari kampus

Mewakili Rektor, Supriyanto M.Pd Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Teknologi Informasi mengucapkan terimakasih atas kehadiran Wagub Emil Darsak.

“Semoga mrmbawa berkah dan branding yang bagus bagi IAINu Tuban, karena IAINU bertekat menjadi kampus rujukan di Kabupaten Tuban,” katanya.

Terkait dengan MES, kata dia, sudah sejak dua tahun lalu IAINU berjasama. Dia berharap kerjasama yang dilakukan membawa manfaat yang besar di antaranya untuk meningkatkan kualitas perguruan tingginya, mahasiswa dan lulusannya.(*)

 

Bagikan Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *