HASIL BERPROSES : Ninik saat Menerima Penghargaan dari Kampus IAINU Tuban


IAINUonline – Perguruan tinggi adalah impian bagi orang yang haus ilmu. Dengan segenap tekad dan nekad menjadi bekal untuk menempuhnya. Tidak perlu berandai, namun harus tetap melangkah. Menemui keraguan di tengah jalan, menemukan segudang godaan di sepanjang jalan; abaikan dengan penuh rasa yakin.

Sekolah Tinggi Tarbiyah Makdum Ibrahim (STITMA) yang biasa juga disebut kampus hijau yang berada di Kabupaten Tuban membuat gadis kecil Ninik Nur Aini memiliki keinginan kuat untuk melanjutkan pendidikan di sana. Bukan karena untuk dipandang tinggi, melainkan nilai keagamaan yang terpampang di dalamnya membuatnya tertarik.

Pada tahun 2019, kampus hijau ini berubah nama menjadi Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU). Dengan ketekunan Ninik Nur Aini, pada semester 4 telah mendapat cuplikan bahwasanya mengikuti berbagai kegiatan bisa menjadikan meningkatkan poin SKKM.

Akan tetapi dalam benak seorang gadis ini tidak berburu poin SKKM, melainkan ilmu dan pengalaman yang bermanfaat. Sedangkan sertifikat adalah sebuah kenang-kenangan yang harus tetap dijaga.

Ninik Nur Aini adalah salah satu mahasiswa prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) yang meraih nomor satu kategori Mahasiswa Terbaik non akademik dengan kredit poin SKKM 1.685 dan IPK 3,63 saat wisuda ke IV tahun 2023.

Hal tersebut tidak lain disebabkan oleh kegigihan dalam berusaha. Seorang anak tukang becak dan ibu rumah tangga biasa telah berhasil membuat orang tua bangga, karena tidak sia-sia memberikan kepercayaan penuh setelah berkali-kali memohon izin untuk melanjutkan pendidikan.

DOA ORANGTUA : Doa dan Dukungan Orang Tua Sangat Penting untuk Meriah Sukses

Satu bulan sebelum Ospek sampai satu bulan setelah KKN, Ninik bekerja di pasar bagian toko kain sekaligus menjahit dan dipercayakan untuk di toko seorang diri. Padahal tidak pernah les perjahitan, namun karena butuh dia mengambil pekerjaan tersebut dan diajari cara megang mesin sampai menjahit sebelum berangkat ke pasar.

Usai di pasar dia hanya mampir mandi dan siap-siap untuk pergi ke kampus. Di samping itu Ninik masih bisa menyempatkan waktu turut serta dalam organisasi, baik di kampus maupun luar kampus.

Hobi tulis menulis memang muncul ketika masih duduk di bangku MTs, namun baru bisa terjun dalam dunia tulis menulis saat duduk di bangku SMA yang mampu meraih kategori peserta teraktif  nomor 2 di Sekolah Menulis Online (SMA) dan menerbitkan buku Antologi Cerpen dengan Judul Madu Impian.

Selang beberapa bulan, dia mampu menerbitkan buku solo kisah hidup yang pertama dengan Judul “Kesabaran” dan banyak buku Antologi Cerpen juga Puisi. Dari situ dia menekuni dunia tulis menulis, sehingga kembali menerbitkan buku solo ke-2 yang mencakup beberapa puisi menjelang wisuda dengan Judul “Langkah Tajam.”

Beda halnya ketika jari jemari merangkai kata untuk penulisan karya ilmiah, tidaklah merasa mudah. Pernah ada isak tangis yang tidak didengar, ada kepayahan yang tak terbayangkan, banyak teman dekat tengah sibuk dengan tugasnya masing-masing, dan pastinya ada rasa malas yang harus di buang. Namun tidak ada kata joki dalam penulisan, amanah akan membuat diri sendiri merasa bangga dan terasa nikmat dengan hasilnya. Usaha, ikhlas, berdoa, dan tidak lupa meminta restu orang tua adalah proses.

Hidup terlihat santai, merasa baik-baik saja saat mata dan tubuh tidak menghadap terangnya sinar laptop dan kilaunya sumber primer. Alhamdulillah semua telah terlalui dengan baik dan memuaskan.

“Lakukan sambil berpikir, jangan berpikir terus-menerus yang ujungnya makin bingung sampai tidak tahu kapan akan memulai.” (*)

 

Penulis : Ninik Nur Aini

 

Bagikan Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *