IAINUonline – Kegiatan keagamaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan bidang keagamaan yang ada dalam kehidupan masyarakat dalam melaksanakan dan menjalankan ajaran Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan keagamaan juga diartikan sebagai suatu usaha mempertahankan, melestarikan dan menyempurnakan umat manusia agar tetap beriman kepada Allah swt dengan menjalankan syariat Islam sehingga mereka menjadi manusia yang hidup bahagia di dunia dan akhirat. Kegiatan keagamaan pada dasarnya merupakan kegiatan yang dianjurkan oleh ajaran agama Islam.
Begitu pula dengan kegiatan keagamaan yang ada di Desa Pulogede. Banyak sekali kegiatan keagamaan yang ada di desa ini. Misalnya tahlilan, ratibul haddad, maulid diba’, tahtimul qur’an dan simtudduror. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Muslimat, Fatayat, Remaja Masjid dan masyarakat sekitar.
Rutinan Ratibul Al-Haddad dilaksanakan pada malam Jumat dan malam Minggu di Dusun Tanjang Desa Pulogede di Masjid Ar Rohman. Ratib Al Haddad adalah salah satu bacaan dzikir dan wirid yang mengandung ayat suci Al-Quran dan juga berbagai macam doa.
Bacaan ini disusun oleh seorang ulama yang termasyhur pada abad ke-11 Hijriyah, yaitu Habib Abdullah Al-Haddad. Biasanya Ratibul Haddad dibaca secara berjamaah setelah salat Maghrib. Ratibul Haddad ini sangat dianjurkan dibaca secara bersama-sama dalam majlis dzikir. Keutamaan ketika membaca Ratibul Haddad adalah apabila sebuah rumah dibacakan Ratibul Al- Haddad maka 40 rumah di sekitarnya pun akan terjaga dari bencana kebakaran dan kecurian barang.
Dan barang siapa yang membacanya, ia tidak akan terkena serangan sihir. Selain itu keutamaan Ratib Al-Haddad yang paling utama adalah diberi rezeki yang melimpah oleh Allah SWT sebab ini juga termasuk jenis dzikir yang dapat meningkatkan kecintaan kepada Allah SWT. Mahasiswa yang ikut Ratibul Haddad juga memimpin di depan untuk melantunkan bacaan-bacaan yang ada di dalam Ratibul Haddad.
Tidak hanya itu, kegiatan tahlil rutin di Desa Pulogede juga dilaksanakan setiap malam Selasa untuk jamaah putra (Anshor) dan putri (Muslimat). Malam Jumat untuk putri (Fatayat), malam Sabtu untuk jamaah ibu lansia dan jika ada salah satu warga yang meninggal, orang hajatan, dan tasyakuran.
Diharapkan dengan adanya tahlilan ini dapat menambah ketaqwaan dan keimanan kepada Allah SWT. Tahlil merupakan bacaan yang dibaca ketika ziarah kubur maupun pada saat selamatan untuk yang meninggal atau bahkan acara tasyakuran bentuk rasa syukur di masyarakat Indonesia. Contohnya hari pertama meninggal sampai hari ke tujuh, ke-40 harinya.
Terdapat pendapat lain yang menyatakan bahwa tahlil merupakan rasa syukur manusia atas nikmat yang Allah SWT berikan. Dengan adanya tahlilan dapat memperdalam rasa cinta keimanan diri kepada Allah SWT dan mempererat tali persaudaraan antar sesama.
Untuk pembacaan doa tahlil juga bisa dilakukan masyarakat pada peringatan haul, akhir Ramadan, ruwahan, dan saat kumpul bersama keluarga. Tahlilan di Desa Pulogede ini membaca beberapa ayat Al-Qur’an, salawat, tahlil, tasbih dan tahmid, yang pahalanya dihadiahkan kepada orang yang sudah meninggal. Dengan prosesi bacaan yang lebih sering dilakukan secara kolektif (berjamaah), terutama dalam hari-hari tertentu setelah kematian seorang muslim.
Dikatakan tahlil, karena porsi kalimat la Ilaaha Illallah dibaca lebih banyak dari pada bacaan-bacaan yang lain. Tradisi tahlilan tersebut hingga saat ini masih kita jumpai di kalangan masyarakat Pulogede. Sekalipun ada diantara masyarakat yang mulai meninggalkannya dengan berbagai alasan, baik alasan ekonomis maupun teologis.
Namun ada juga yang berpendapat bahwa tahlilan memiliki landasan normatif. Pada acara tahlilan, sedekah kepada masyarakat hingga sekarang masih dilakukan dan telah menjadi tradisi bagi masyarakat Pulogede. Tradisi ini dilakukan pada hari pertama sampai 7 hari, peringatan 40 hari, 100 hari, pertahun/haul, dan 1000 hari.
Maulid Simtudduror adalah bacaan maulid yang disusun oleh Habib Ali bin Muhammad bin Husin Al-Habsyi. Bacaan maulid ini juga dikenal dengan nama Maulid Habsyi yang merujuk pada nama pengarangnya. Secara lengkap, maulid ini memiliki judul asli Simtudduror Fi Akhbar Maulid Khairil Basyar Min Akhlaqi Wa Aushaafi wa Siyar. Namun, untuk memudahkan pelafalannya, masyarakat biasa menyebutnya dengan Maulid Simtudurror saja.
Maulid Simtudduror biasa dibacakan dalam majelis ta’lim dan pertemuan-pertemuan khusus keagamaan. Isinya memuat tentang salawat dan riwayat hidup Rasulullah dari lahir hingga diangkat menjadi Rasul. Biasanya di Desa Pulogede dilaksanakan satu bulan sekali d irumah Kiai Jamil tokoh agama Desa Pulogede.(*)
Penulis : Mohammad Miftakhul Hadi