TUMEPNGAN : Syukuran Menempati Ruang Kelas Baru MINU Hijah
IAINUonline – Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama Hidayatun Najah (MINU Hijah) menempati ruang baru untuk kegiatan belajar mengajarnya. Penempatan dua ruang kelas baru itu ditandai syukuran dengan tumpengan secara sederhana.
Selain Kepala MINU dan seluruh ustadz dan ustadzah di lembaga yang menjadi binaan Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban ini, syukuran juga dihadiri perwakilan Badan Pelaksana Penyelenggara (BPP) IAINU Tuban KH Ahmad Chanif, Rektor IAINU Tuban Akhmad Zaini, Kepala Unit Pengembangan Lembaga Binaan M.Fauzi, Wakil Rektor Bidang Keuangan, SDM dan Sarana Isnawati Nur Afifah latif dan undangan lainnya.
Syukuran ditandai dengan pembacaan tahlil serta pesan-pesan dari BPP dan Rektor IAINU. Rektor IAINU Akhmad Zaini, S.Ag, M.Si mengajak semua yang hadir untuk selalu bersyukur yang besar atas semua karunia yang didapat.
Terkait ruang kelas untuk MINU ini, lanjut dia, sebagai lembaga induk, IAINU sempat buntu untuk bisa nambah ruang, karena kondisi serba kurang. Namun dengan usaha keras dan doa yang tiada henti, akhirnya ada jalan keluar.
‘’Terimakasih pada Kasek dan tim yang sudah berjuang keras tanpa lelah. Saat ini kepercayaan masyarakat sudah bagus, buktinya utk kelas satu sudah full dua kelas,’’ ujarnya.
Karena itu, kepercayaan yang sudah bagus itu agar dipertahankan, dengan jalan meningkatkan terus kualitas dan layanan yang diberikan. MINU, kata Zaini diharapkan menjadi embrio atau lembaga yang menghasilkan bibit-bibit intelektual NU yang handal. Murid-murid yang cerdas dan pandai dengan tuntunan nilai-nilai islam ahlussunnnah waljamaah annahdhiyah.
‘’Karena itu, keunggulan MINU ini adalah sejak dini siswa sudah dikenalkan dengan kitab-kitab klasik khas NU. Sehingga, nanti tetap menjadi generasi muda NU yang benar-benar mewarisi keilmuan para ulama terdahulu dan menjaga tradisi luhur pesantren,’’ tamabahnya.
Ke depan, mulai MINU akan dikelola berkesinambungan sampai ke perguruan tinggi. Jika sekarang masih IAINU ke depa akan diubah menjadi universitas. Sebab, akan juga didirikan SMP atau mengembangkan MTs yang sudah ada, serta mendirikan aliyah atau SMA.
‘’Sementara, pendidikan yang berkualitas di MINU diharapkan bisa menjadi model pembelajaran di sekolah-sekolah atau madrasah lainnya. Ini mimpi kita, saya kira tidak ada yang mustahil selama kita mau bekerja keras, berusaha dan berdoa,’’ katanya.
Sementara, perwakilan BPP KH Ahmad Chanif berpesan, semua pihak yang ada di lingkungan pendidikan NU di Bumi Manunggal tersebut harus saling mengisi. Sebab, ide-ide besar dan mimpi besar yang disampaikan itu tidak bisa terwujud tanpa keras keras bersama-sama.
‘’Harus saling mengisi, ide-ide besar itu bisa diwujudkan. Apa yang kita kerjakan di masing-masing posisi mari diniatkan Lillahi ta’ala,’’ pesannya.
Menurut dia, NU adalah pesantren itu, karena lembaga pendidikan di bawah NU hendaknya juga menyesuaikan atau sejalan dengan pendidikan di pesantren. Sebab, konsep pendidikan ala pesantren itulah yang terbukti bisa bertahan dan menghasilkan siswa-siswa yang bagus. Dari segi ilmu umum mumpuni namun tetap santun dan mahir dalam ilmu agama.
‘’Maka model pendidikan seperti itu harus dipertahankan, karena terbukti sangat dibutuhkan saat ini. Karena itu pas kalau MINU ini memasukkan pendidikan ala pesantren untuk membentuk karakter siswa,’’ katanya.
Usai tahlil dan doa bersama dilanjutkan pemotongan tumpeng oleh Kepala MINU Hidayatun Najah Muhammad Nashruddin, S. Pd yang diberikan kepapa KH.Ahmad Chanif sebagai simbol penghormatan.(*)