IAINUonline – Ada yang istimewa dalam materi khutbah Jumat di Masjid Darul Ilmi Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban pada Jumat (24/1/2025).
Khutbah yang disampaikan Wakil Rektor Bidang Kemahasiwaan dan Kerjasama IAINU Tuban Jamal Ghofir, S.Sos., M.A ini mengangkat tema ‘’Relasi Islam dan Budaya di Tengah dalam Membentuk Harmoni Bangsa sebagaimana Dakwah Wali Songo’’.
Setelah mengucap syukur dan berwasiat pada para jamaah untuk meningkatkan takwa, Jamat Ghofir menyampaikan materi yang akan dibahas adala tentang “Relasi Islam dan Budaya di Tengah Multikulturalisme dalam Membentuk Harmoni Bangsa”,.
Sebuah tema yang sangat relevan dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini yang sangat kaya akan keberagaman budaya. Kita sebagai umat Islam, dihadapkan pada tantangan untuk membangun harmoni bangsa dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang mengedepankan toleransi, persatuan, dan perdamaian.
Islam dan Budaya
Jamal menyampaikan, Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin tidak mengajarkan pemisahan antara agama dan budaya. Islam hadir dalam berbagai budaya di dunia dan mampu beradaptasi dengan lingkungan tanpa mengurangi esensi ajaran-Nya.
Seperti yang kita lihat pada dakwah Wali Songo yang berhasil menyebarkan Islam di tanah Jawa. Mereka tidak hanya membawa ajaran Islam, tetapi juga memahami dan menghormati budaya lokal. Wali Songo menggunakan pendekatan yang lembut, bijaksana, dan penuh hikmah, dengan menyelaraskan nilai-nilai Islam dengan kebudayaan yang ada.
Mereka tidak memaksakan budaya Arab, tetapi mereka mengintegrasikan ajaran Islam dengan budaya lokal, sehingga Islam bisa diterima dengan baik oleh masyarakat setempat.
Multikulturalisme dan Harmoni Bangsa
Saat ini, kita hidup dalam masyarakat yang multikultural, yang artinya kita hidup di tengah keberagaman suku, agama, bahasa, dan budaya. Multikulturalisme bukanlah sesuatu yang harus ditakuti atau dipandang sebagai ancaman, tetapi justru sebuah kekayaan yang perlu kita syukuri.
Keberagaman ini, jika dikelola dengan baik, bisa menjadi sumber kekuatan bagi bangsa Indonesia untuk berkembang dan maju. Dalam menghadapi multikulturalisme ini, kita sebagai umat Islam harus memegang teguh prinsip-prinsip ajaran Islam yang mengutamakan toleransi dan saling menghormati. Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Hujurat ayat 13: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara kamu.”
Ayat ini mengajarkan kita bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan sebuah anugerah yang harus kita syukuri dan manfaatkan untuk saling mengenal dan menghormati.
Dakwah yang dilakukan oleh Wali Songo menjadi contoh nyata bagaimana Islam dapat berinteraksi dengan budaya lokal secara harmonis tanpa menghilangkan identitas agama.
Maka umat Islam harus berperan aktif dalam membangun harmoni bangsa. Kita harus bisa menjadi agen perdamaian dan toleransi di tengah keberagaman ini. Islam mengajarkan kita untuk hidup berdampingan dengan sesama, menjaga persatuan, dan saling menghormati.
Kita perlu melanjutkan teladan yang ditunjukkan oleh Wali Songo dalam dakwah mereka yang tidak hanya mengutamakan aspek agama, tetapi juga menghormati budaya setempat demi tercapainya kedamaian dan harmoni di tengah masyarakat yang majemuk ini.
Semoga kita semua dapat mengikuti jejak para pendahulu kita dalam mewujudkan Indonesia yang damai, sejahtera, dan penuh toleransi.(*)
Penulis : Rinwanto