KELOLA SAMPAH : Taman Ecobrik untuk Pengelolaan Sampah Plastik
IAINUonline – Kreatif dan berwawasan lingkungan. Itulah yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Karangagung, Kecamatan palang dan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) yang meluncurkan Taman Ecobrick.
Taman ini dibangun dengan memanfaatkan bahan sampah plastik. Ini merupakan taman ecobrick pertama dan satu-satunya di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
“Ini adalah terobosan baru dan sangat bagus untuk edukasi sekaligus kampanye dalam pemanfaatan sampah plastik, tidak hanya di Kabupaten Tuban, tapi di seluruh di Indonesia,” ucap Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tuban, Arwin Mustafa dalam kesempatan tersebut.
Menurut Arwin, Taman Ecobrick memang tidak banyak mengurangi sampah dibanding dengan metode daur ulang lain. Namun aspek edukasi dari adanya taman ini menjadi penting.
“Mengelola sampah ini kan masalah terbesarnya adalah kesadaran masyarakat,” imbuhnya. Melalui Taman Ecobrick di Desa Karangagung, kata dia, semoga bisa menjadi motivasi dan pelopor dalam mendorong hidup sehat masyarakat.
Sementara itu Kepala Desa Karangagung, Aji Agus Wiyoto menambahkan bahwan Taman Ecobrick ini selain mengurangi sampah plastik, juga menambah nilai ekonomi.
“Ecobrick bisa dijual, bahkan di e-commerce dijual cukup mahal. Selama masih ada bahan baku sampah plastik, kita buat ini terus menerus,” katanya.
Selain itu, Aji menjelaskan bahwa Taman Ecobrick akan bernilai ekonomi dari wisata edukasi. Rencananya, Taman Ecobrick akan dijadikan wisata edukasi pengelolaan sampah plastik dan pembuatan ecobrick.
“Saya berterima kasih kepada ExxonMobil yang telah menginisiasi dan mendanai pembangunan Taman Ecobrick ini,” ungkap Aji.
Perwakilan EMCL, Beta Wicaksono mengaku senang dengan rampungnya Taman Ecobrick ini. Kata dia, pembangunan Taman Ecobrick merupakan bagian dari Program Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat yang sudah dimulai sejak akhir 2020 lalu.
Dalam pelaksanaannya, EMCL bermitra dengan lembaga mitra pendamping, Yayasan ELSAL Indonesia.
“Kami berharap program ini bisa terus memberikan manfaat kepada masyarakat dan terus berkelanjutan,” ujar Beta.
Kata Beta, sejak dimulai, program ini melibatkan Pemerintah Desa, masyarakat, dan Dinas Lingkungan Hidup. Bahkan pelaksanaan pembangunannya juga dilakukan oleh warga setempat.
Sementara itu, Ketua ELSAL Indonesia, Ahmad Shohib mengatakan bahwa Taman ecobrick Karangagung ini dibangun dengan 6.000 botol berukuran 600 mililiter (ml). Masing-masing botol membutuhkan sekira 300 tas kresek ukuran sedang. Setiap ecobrick ini beratnya mencapai 250-300 gram.
Sehingga dari bangunan taman ini saja dapat mengurangi sampah plastik sebanyak 1,49 ton atau sejumlah 1.800.000 buah tas kresek.
“Harapan besar kami setelah peluncuran Taman Ecobrick ini, masyarakat Karangagung dapat mengelola sampah plastik dengan cara seperti ini,” ungkap Shohib.
Shohib mengatakan, sepanjang program ini, ELSAL Indonesia telah mendampingi masyarakat Desa Karangagung mulai dari musyawarah desa, lokakarya pengelolaan sampah, pelatihan pengembangan taman vertikal, dan pembangunan Taman Ecobrick.
“Taman Ecobrick ini dilengkapi dengan taman vertikal dan berbagai tanaman di sekitar lokasi, sehingga nyaman untuk dijadikan tempat berkumpul,” jelas Shohib.(*)
Penulis/Editor : Sri Wiyono