IAINUonline – Ada yang menarik dalam halal bihalal yang digelar keluarga besar Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban, Selasa (23/4/2024). Sebab, dalam kegiatan yang digelar di aula KH.Hasyi Asy’ari kompleks kampus IAINU Tuban itu tidak hanya saling bermaafan, namun IAINU Tuban juga memberikan penghargaan pada lembaga yang menyumbang mahasiswa terbanyak.

Tercatat ada 5 lembaga yang mahasiswanya masuk ke IAINU Tuban pada tahun akademik 2024/2025. Yakni Madrasah Aliyah (MA) Manbail Futuh, Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban yang menyumbang 25 mahasiswa. Kemudian MAN 1 Tuban sebanyak 12 mahasiswa, MA Ma’arif Banjarwati Lamongan, MA Assalam Bangilan Tuban serta MA Al Anwar Sarang, Rembang Jawa tengah masing-masing 9 mahasiswa.

Ke-5 lembaga ini selain menerima piagam penghargaan juga menerima tali asih berupa uang tunai. Penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi dan bentuk terimakasih IAINU Tuban pada lembaga-lembaga tersebut.

Halal bihalal dihadiri oleh jajaran PCNU Tuban, BPP IAINU Tuban, para perwakilan sekolah dan madrasah di Kabupaten Tuban, civitas akademika IAINU Tuban dan undangan lainnya. Rais Syuriah PCNU KH. Dr. Ahsan Ghoazali dan Ketua Tanfidziyah PCNU Tuban KH. Ahmad Damanhuri, S,Pd.I hadir langsung. Begitu juga Ketua BPP IAINU Tuban KH.Miftahul Asror.

Dari jajaran IAINU Tuban hadir pada wakil rektor, para dekan, kaprodi, dosen dan para karyawan. Rektor IAINU Tuban Dr. Luthfi Hamidi berhalangan hadir karena ada tugas yang tak bisa ditinggalkan.

Mewakili Rektor, Wakil Rektor Bidang Keagamaan dan Kelembagaan Imam Supriyadi, M.Th.I mengatakan, halal bihalal adalah tradisi baik yang ada di kalangan NU. Karena itu, IAINU yang merupakan bagian dari NU berusaha untuk ikut melestarikan tradisi tersebut.

‘’Ini merupakan bagian dari menjaga dan melestarikan budaya NU tersebut,’’ ujarnya.

Sementara, KH. Damanhuri yang sekaligus Pembina BPP IAINU Tuban mengatakan, bahwa manusia diharapkan untuk berkumpul dalam wadah organisasi, komunitas dan lain sebagainya sebagai bentuk pengembangan diri. Hanya, dalam berinteraksi dan berkumpul tersebut, pasti ada kesalahan atau kekhilafan yang terjadi.

Sehingga, setelah ditempa dalam Ramadan sehingga menjadi pribadi muttaqin, ada momen sangat baik, yakni halal bihalal. Sebab, menurut Kiai Daman, salah satu ciri muttaqin adalah bisa menahan diri dari hal-hal yang tidak mengenakkan hati. dan bisa memaafkan di antara sesama. ‘’Karena PCNU Tuban cakupannya cukup luas, maka persinggungan dengan berbagai pihak juga sangat banyak. Sehingga atasnama pengurus PCNU Tuban saya mohon maaf lahir dan batin atas khilaf dan kesalahan selama berhubungan dengan banyak pihak,’’ katanya.

Menurut Kiai Daman, dengan memaafkan beban menjadi ringan untuk menata masa depan yang lebih  baik. Harapan PCNU untuk IAINU Tuban, kata dia, IAINU bisa terus berkembang dari segala sisi dan aspek.

Berharap IAINU Tuban bisa terus menata diri dan menatap masa depan lebih cerah dan menyongsong Indonesia emas yang tak lama lagi.  IAINU Tuban bisa menyiapkam putra putri yang sudah dipercayakan untuk dididik agar disiapkan sebaik-baiknya.

‘’Terus menambah ilmu itu sangat penting. Para dosen, dan civitas akademika diharapkan untuk terus meningkatkan kapasitas dan keilmuan diri,’’ pesan Kiai Daman.

Sedangkan KH.Ahsan Ghozali yang mengisi mauidhah hasanah di antaranya menerangkan hikmah istihlal atau halal bihalal. Kiai asal Langita Tuban ini mengatakan kalau tradisi halal bihalal hanya ada di Nusantara. Bahkan di negara Timur Tengah tidak ada. Di Timur Tengah hanya cukup disampaikan dengan ucapan.

‘’Ini adalah gagasan ulama ulama Nusantara. Karena  halal bihalal ini menjadi pelengkap. Siapa yang menyambut dan puasa Ramadan dengan gembira akan dihapus dosa-dosanya. Tapi itu kan dosa yang berkaitan dengan Allah. Sedang dosa yang berkaitan dengan sesama manusia tidak akan diampuni kalau manusianya belum memaafkan,’’ terangnya.

Halal bihalal, menurut Kiai Ahsan Ghozali dalam rangka menundukkan egoisme serendah-rendahnya sehingga di manapun dan pada siapapun gampang legowo. Kiai Ahsan menambahkan, saat berinteraksi dengan bani adam ada 2 hal yang harus diperhatikan. Pertama adalah kekuatan, yakni kekuatan mental. Kalau mental tidak kuat, akan mudah frustasi, ngambek dan putus asa, kemudian kuat pendirian agar tidak mudah terombang ambing dengan pendapat banyak orang. Lalu kuat pengetahuan agar tidak mudah dikelabuhi, ditipu dan diperdaya. Serta kuat fisik agar bisa memimpin dengan prima.

‘’Yang kedua adalah  al amin atau amanah. Karena begitu pentingnya amanah, maka Allah mengaitkan amanah ini dengan sesuatu yang besar.  NU dan IAINU adalah simbiosis mutualisme sehingga tak bisa dipisahkan,’’ tandasnya.

IAINU Tuban saat ini punya tambahan prodi Psikologi Islam sehingga IAINU Tuban punya 4 fakultas dan 7 prodi. Yakni Fakultas Tarbiyah dengan prodi S1 Pendidikan Agama Islam (PAI),  S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan S1 Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD).

Kemudian Fakultas Syariah dengan Prodi Hukum Keluarga Islam (HKI), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) dengan prodi Perbankan Syariah serta Fakultas Dakwah dengan Prodi Manajemen Dakwah dan Psikologi Islam. Saat ini IAINU Tuban punya lebih dari 1.000 mahasiswa dari berbagai prodi tersebut.(*)

 

Bagikan Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *