WEBINAR : Membahas Kualitas dan Pengelolaan Lembaga Pendidikan melalui Webinar
IAINUonline – Animo masyarakat dalam mendirikan lembaga pendidikan akhir-akhir ini sangat tinggi. Munculnya lembaga-lembaga pendidikan baru itu, membuat masyarakat mempunyai banyak pilihan untuk menitipkan pendidikan putra-putrinya.
Tentu saja masyarakat (baca: orang tua) sekarang, yang notabene adalah para keluarga muda, yang relatif melek akan dunia pendidikan, lebih memilih lembaga pendidikan yang dinilai berkualitas.
Adanya kecenderungan orang tua dalam memilih lembaga pendidikan yang berkualitas itu, membuat banyak lembaga (yang dinilai) tidak berkualitas ditinggalkan. Akibatnya, banyak sekolah/madrasah yang tidak mendapatkan peserta didik.
Dampak dari sekolah/madrasah yang tidak mendapatkan peserta didik itu, memunculkan persaingan yang tidak sehat antara lembaga satu dan lainnya. Kompetisi yang tidak sehat itu antara lain, banyak sekolah/madrasah yang menggaet peserta didik dengan menyuap. Baik itu suap dalam bentuk pemberian uang maupun seragam.
Dalam dunia pendidikan atau dunia apa pun, kompetisi, sangatlah dianjurkan. Kompetisi yang dianjurkan ini tentu saja harus sehat dan fair. Kompetisi yang bisa dilakukan bagi dunia pendidikan tentu saja terkait dengan program dan kualitas pendidikan yang ditawarkan.
Lembaga pendidkan yang berkualitas dan banyak diminati itu, tentu saja tidak lahir dari sistem manajemen yang biasa-biasa saja, tetapi lahir sebagai buah dari sistem manajemen yang luar biasa dan tentu saja berkualitas pula.
Dalam webinar nasional yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Program Studi (Hima Prodi) PGMI IAINU Tuban pada Sabtu (3/7/2021), M. Fauzi,MA, Direktur LPI Hidayatun Najah yang sekaligus dosen IAINU Tuban itu menguraikan berbagai kiat dalam membangun lembaga pendidikan yang diminati masyarakat.
Menurut Fauzi, ada beberapa foktor yang menjadikan sekolah/madrasah itu berkualitas dan diminati masyarakat. Menurutnya, bebrapa faktor itu antara lain adalah, visi, misi, dan tujuan.
“Visi, misi, dan tujuan lembaga pendidikan ini harus betul-betul dapat diaplikasikan dan terukur,” ungkapnya.
Selain itu, menurut trainer Metode Tilawati ini, lembaga pendidikan harus menerapkan manjemen mutu. Secara detail ia menjelaskan, menajemen mutu adalah tindakan mengawasi semua kegiatan dan tugas-tugas yang diperlukan untuk mempetahankan tingkat mutu yang diinginkan.
Ini termasuk penentuan kebijakan mutu, menciptakan dan menerapkan perencanaan mutu dan jaminan, dan kontrol kualitas dan peningkatan kualitas.
“Proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pendidikan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders memperoleh kepuasan. Atau proses yang digunakan untuk menjamin agar kualitas out put sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan serta dipertahankan secara konsisten dan ditingkatkan,” urai dosen kalahiran tahun 1977 itu.
Lebih lanjut dosen yang juga ketua Unit Pemberdayaan Lembaga Binaan IAINU Tuban itu menjelaskan beberapa prinsip penjaminan mutu yang meliputi; fokus pada pengguna, kepemimpinan, melibatkan semua orang, pendekatan proses, pendekatan sistem pada manajemen, pendekatan berkelanjutan, dan pendekatan berdasarkan fakta untuk mengambil keputusan.
Di samping pemenuhan standar mutu, dosen jebolan Pascasarjana Universitas Islam Lamongan itu juga menguraikan beberapa indikator dari sekolah/madrasah yang maju. Menurutnya, sekolah yang maju memiliki indikator; tumbuhnya budaya religius, menambah matual trust dan animo masyarakat.
Juga tersupervisi secara kontinyu, guru terbina dengan baik, terjalin networking dengan berbagai elemen, sesuai kebutuhan masyarakat, mampu mempertahankan kualitas dan mampu bersaing, tingkat kepuasan customer (masyarakat), tata ruang dan penampilan guru, dan anak didik mempunyai peran aktif dalam mempromosikan lembaga di masyarakat.
“Mengelola lembaga pendidikan yang bermutu tidak harus dengan finansial yang banyak. Aspek moral dan attitudelah yang bisa menggiring seseorang menuju kesuksesan,” ungkap dosen yang juga pengasuh Ponpes Hidayatun Najah itu.
Sementara itu, Akhmad Zaini, Rektor IAINU Tuban, selaku pembicara kunci mengajak kepada peserta webinar untuk bersama-sama memikirkan manajemen lembaga pendidikan agar mampu menuju pendidikan yang bermutu.
“Pengelola pendidikan harus kerja keras, kerja dengan ikhlas, dan kerja profesional,’ urainnya dengan semangat.
Narasumber lain adalah Ikhwanul Muslim, Ketua Umum Ikatan Mahasiswa PGMI Indonesia. Dalam kesempatan itu ia menyampaikan keunggulan dan kelebihan menjadi mahasiswa prodi PGMI.
“Keunggulan PGMI adalah PGSD dengan banyak nilai tambah dan memiliki prospek karir yang sangat luas,” ungkap mahasiswa IAIN Salatiga itu(*)
Penulis : M.Zaqin
Editor : Sri Wiyono