Sumber gambar : Kozio.com


Lipatan tak pernah terlupakan

Meski gelap gulita di lorong lembah malampun, parasmu terpancar

Aku meringkuk meraung

Ilusi kulihat.

Ini agak tak logis,

Waktu yang tak pernah terbayang, bahkan detik ini naluriku enggan menerima

Buku jarimu membekas di tirai penutup aurat.

Pori-poriku lebih menerima daripada kandungan mint teracik sempurna.

Ketika aku bersujud, senyummu menyiksa ulu hatiku.

Aku rasa menjadi Adam yang mencari hawa selama 1000 tahun.

Ini takdir.

Oase ditengah gurun menyibak buih-buih lara rindu.

Ini takdir

Ini suratan takdir.

Takdir untuk sang pengembara.

Takdir yang tak kuminta namun diberi

Takdir yang sudah kutempuh selama lima juta seratus delapan puluh empat ribu detik

Takdir tak menerima negosiasi, penjelmaan mu

Aku dpat menarik kesimpulan,

Ratusan juta jarak yang kurasa hanya tertembus doa, untukmu.

Malaikat tak bersayapku

 

Penulis : Vita Z, mahasiswa IAINU Tuban

Editor : M.Zaqin

Bagikan Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *